JAKARTA - Amerika Serikat (AS) dikabarkan menolak rencana Neuralink, perusahaan milik Elon Musk yang mau jajal uji tanam chip di otak manusia. Hal ini karena potensi cedera pada organ vital itu.
Penolakan itu dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA). Mereka menyatakan terdapat lusinan masalah yang harus ditangani perusahaan sebelum diuji coba pada manusia.
Karyawan Neuralink yang masih aktif dan mantan karyawan mengungkapkan, kekhawatiran utama lembaga itu adalah masalah keamanan perangkat yang melibatkan baterai lithium.
Selain itu, potensi kabel kecil implan yang dapat berpindah ke area lain di otak dan pertanyaan tentang apakah dan bagaimana perangkat bisa dilepas tanpa merusak jaringan otak.
Selama bertahun-tahun, Musk telah berulang kali mengklaim percobaan manusia untuk antarmuka komputer otaknya sudah dekat.
Pada 2019, Musk mengatakan perusahaannya akan mencari persetujuan FDA pada akhir 2020. Kemudian, pada 2021, miliarder itu men-tweet perusahaannya mungkin akan maju ke uji coba manusia di tahun yang sama.
Selanjutnya di April 2022, Musk berharap Neuralink bisa mendapatkan implan manusia pertamanya sebelum 2023. Belum lama ini, pada November 2022, CEO SpaceX itu berjanji pengujian manusia akan terjadi sekitar enam bulan lagi saat menghadiri acara Show and Tell, tetapi gagal.
“Kami ingin sangat berhati-hati dan yakin bahwa itu akan bekerja dengan baik sebelum memasukkan perangkat ke manusia, tetapi saya rasa kami telah mengirimkan sebagian besar dokumen kami ke FDA dan mungkin dalam waktu sekitar enam bulan kami akan dapat mengunggah Neuralink dalam sebuah manusia,” ujar Musk saat itu.
Sekarang, tampaknya perusahaan juga akan melewatkan tenggat waktu yang ditentukan sendiri itu kali ini. Terlepas dari perjalanan mimpi Musk tersebut, Neuralink hanya mengajukan aplikasi pertamanya yang meminta izin FDA untuk uji coba manusia yang diusulkan pada awal 2022.
BACA JUGA:
Neuralink juga pernah menguji coba chip-nya pada monyet, termasuk satu demonstrasi kera berusia sembilan tahun yang sedang belajar bermain video gim Pong klasik 1970-an dengan imbalan hadiah smoothie pisang.
Tetapi keluhan lalu datang dari kelompok hak hewan, termasuk Komite Dokter untuk Pengobatan yang Bertanggung Jawab (PCRM).
Mereka melayangkan kritikan dengan menyebut perusahaan tidak menyediakan perawatan yang memadai terhadap monyet penelitiannya.
Pada saat itu, Neuralink juga menjadi sasaran setidaknya satu penyelidikan pemerintah AS atas dugaan penganiayaan terhadap hewannya.
Dugaan tersebut mengatakan, perusahaan mengangkut perangkat terkontaminasi yang dikeluarkan dari otak monyet yang terinfeksi tanpa mengemasnya dengan aman.
Reuters melaporkan, hampir 1.500 monyet, babi, dan tikus telah terbunuh saat menjalani pengujian Neuralink sejak 2018. Demikian dikutip dari The Independent, Sabtu, 4 Maret.