Bagikan:

JAKARTA - Aplikasi perpesanan terkenal, Telegram, yang memiliki lebih dari 800 juta pengguna, mengambil keputusan besar dengan mengintegrasikan dompet Web3 yang dibuat oleh TON (Telegram Open Network) ke dalam platformnya.

Keputusan ini menandai perkembangan besar dalam dunia kripto dan membuka jalan bagi aset digital menjadi lebih mudah diakses oleh basis pengguna Telegram yang berjumlah besar.

Sebagai hasil dari pengumuman ini, Toncoin (TON), token asli dari jaringan TON, mengalami lonjakan harga sebesar 14% hanya dalam 30 menit. Hal ini mencerminkan kegembiraan pasar atas integrasi ini.

Selain integrasi dompet Web3, Telegram juga memperkenalkan versi kustodian mandiri yang disebut "TON Space". TON Space diklaim dapat membuat pengguna menjadi mudah mengontrol atas aset digital mereka dan meningkatkan keamanan dalam dompet kripto tersebut. Ini sejalan dengan prinsip dasar blockchain yang menempatkan kendali penuh atas kepemilikan kripto di tangan individu.

Peluncuran Telegram untuk TON Space bertujuan untuk menjangkau pengguna di luar Amerika Serikat. Langkah ini menjadi tonggak penting bagi Telegram sebagai aplikasi perpesanan dengan terintegrasi ke teknologi blockchain. Selain itu, TON Foundation juga memberikan akses istimewa ke Telegram Ads dalam aplikasi Web3 tersebut.

John Hyman, Chief Investment Officer Telegram, menekankan pentingnya integrasi ini dengan menyatakan bahwa mereka "menempatkan hak kepemilikan digital di tangan seluruh basis pengguna kami." Ini mencerminkan pergeseran kekuasaan dari entitas terpusat ke individu, sejalan dengan prinsip desentralisasi.

Saat penulisan, TON diperdagangkan di harga Rp28.746 per koinnya. Dalam dua pekan terakhir performa harga TON menurun 3,4 persen, berdasarkan data Coingecko.