Bagikan:

JAKARTA - Salah satu tren yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan di kalangan komunitas kripto adalah kehadiran mini app berbasis play-to-earn di aplikasi Telegram, seperti game Hamster Kombat.

Hamster Kombat menjadi perbincangan hangat setelah diklaim sebagai kanal Telegram terbesar di dunia, dengan 11,25 juta pelanggan dan "25 juta CEO dalam komunitas Hamster." Angka ini terbilang fantastis, mengingat Telegram sendiri memiliki sekitar 1,5 miliar pengguna secra global.

Hamster Kombat mencatatkan 24,8 juta pengguna aktif dan rata-rata sesi pengguna mencapai 19,8 kali per orang. Kepopuleran ini turut dipengaruhi oleh tren mini app yang sebelumnya dipelopori oleh Notcoin (NOT), sebuah game viral dengan mekanisme tap-to-earn di ranah penambangan kripto.

Notcoin sendiri berhasil meraup 30 juta pengguna hanya dalam kurun waktu dua bulan setelah diluncurkan. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan di sektor Web3. Peningkatan popularitas Notcoin semakin melesat setelah aset kripto tersebut terdaftar di sejumlah bursa kripto ternama.

Hamster Kombat Siap Salip Notcoin

Sementara itu, Hamster Kombat menyusul jejak Notcoin dengan basis pengguna yang tak kalah besar. Setiap unggahan mereka di Telegram mampu menjangkau 2,3 juta akun. Posisi kedua kanal Telegram dengan jumlah pelanggan terbanyak saat ini ditempati oleh Telegram Tips.

Lantas, apa yang membuat Hamster Kombat begitu diminati? Game ini menawarkan simulasi menjadi CEO bursa kripto. Pemain dapat meningkatkan pendapatan dalam game dengan cara membeli "kartu peningkatan" ataupun mengajak teman bergabung. Selain itu, pemain juga dihadapkan dengan berbagai tantangan layaknya seorang CEO di dunia nyata.

Menariknya, Hamster Kombat telah bermitra dengan jaringan blockchain tertentu untuk merilis token khusus game. Nama blockchain tersebut masih menjadi misteri, meskipun komunitas Hamster Kombat telah ramai-ramai menerka mitra potensial, seperti Binance, Bybit, Toncoin (TON), bahkan Notcoin sendiri.

Hingga saat ini, Hamster Kombat masih menggunakan sistem koin internal. Pemain dapat "menambang" koin ini dalam game. Namun, ke depannya, koin tersebut akan dikonversi menjadi token dan berpotensi untuk diperdagangkan di bursa kripto.

Sesuai dengan roadmap yang dipublikasikan Hamster Kombat, token mereka dijadwalkan akan meluncur pada bulan Mei, bersamaan dengan pengenalan kartu khusus dan tugas airdrop. Selanjutnya, pada bulan Juni, game ini akan memperkenalkan soft currency beserta hard currency bernama HMSTR.

Kehadiran Hamster Kombat dan game sejenisnya memicu diskusi mengenai keberlanjutan tren play-to-earn. Beberapa pihak mempertanyakan aspek keberlanjutan ekonomi dari model ini, di mana nilai aset kripto dan token game sangat bergantung pada permintaan pasar.