Bagikan:

JAKARTA - Sejak pertama kali diluncurkan pada bulan Maret 2020, gim Call of Duty: Warzone sukses mengumpulkan puluhan juta pengguna harian. Berdasarkan data yang diperoleh Statista, kini gim berjenis battle-royale ini bahkan sudah mengumpulkan 75 juta pemain setiap harinya.

Seperti umumnya gim, akun cheater merupakan musuh terbesar pengembang. Tak terkecuali gim yang dikembangkan Activision ini. Awal bulan Januari lalu, pengembang Warzone Companion, Dmitry Shmyko, menjelaskan pada Eurogamer bahwa banyak pemain yang menyalahgunakan tools buatannya.

“Pemain menyalahgunakan fitur anti-cheat untuk menjebol skema matchmaking. Padahal, tools tersebut sebenarnya berfungsi untuk mendeteksi cheater di lobi gim dengan menampilkan rasio kill dan kematian yang tidak biasa serta tolak ukur statistik lainnya,” ungkap Dmitry dilansir dari Eurogames, Jumat, 4 Februari.

Gelombang Ketiga Pemblokiran Cheater

Kecuragan di dalam gim juga disadari pengembang Activision. Sejak awal diluncurkan, Activision senantiasa memblokir pemain yang dicurigai sebagai cheater. Hingga kini, sudah puluhan ribu akun yang diblokir pengembang.

Baru-baru ini, Activision kembali memblokir akun yang dikonfirmasi menggunakan perangkat lunak untuk mencurangi gim Call of Duty. Tak tanggung-tanggun, jumlahnya mencapai 60.000 akun!

This is why I quit Warzone: https://t.co/7A18b1Uapp

The fact players can livestream themselves blatantly hacking with zero repurcussions blows my mind. This guy is 2nd prestige & broadcasts hours of himself hacking.

This NEEDS to be addressed & fixed @CallofDuty @RavenSoftware pic.twitter.com/jyfoEilyzJ

— Vikkstar ★ (@Vikkstar123) January 30, 2021

Vice mencatat bahwa pemblokiran akun dimulai usai streamer konten Call of Duty, Vikkstar123, mengumumkan bahwa dirinya pensiun dari permainan tersebut. Pasalnya, Vikkstar123 menemukan banyak pemain yang menyiarkan secara langsung proses peretasan gim tanpa mendapatkan respon dari pengembang.

Activision enggan menjelaskan jenis software yang dipakai oleh cheater. Tapi, berdasarkan sumber yang dihubungi Vice, gerakan blokir masal ini menargetkan pengguna EngineOwning. Ini merupakan program berbayar yang menawarkan cheat untuk berbagai judul gim –seperti Battlefield, Titanfall, dan beberapa judul gim Star Wars.

Di samping itu, sumber tersebut juga menyatakan jika Activision menargetkan konsumen EngineOwning ketika gelombang pemblokiran kedua. Berlangsung pada bulan September, kala itu Activision memblokir lebih dari 20.000 akun.

Sedangkan untuk gelombang pemblokiran pertama berlangsung pada bulan April 2020, satu bulan usai peluncuran gim Call of Duty: Warzone. Perusahaan memblokir lebih dari 70.000 akun pengguna saat itu.

We have zero tolerance for cheaters across Call of Duty and Warzone.

60,000+ accounts have been banned today. Follow @RavenSoftware for more #Warzone updates.

Details here: https://t.co/d6De7tY3AB pic.twitter.com/fOGTJ43b8U

— Call of Duty (@CallofDuty) February 2, 2021

Menurut penelusuran Vice, kini EngineOwning sudah memperbarui cheat untuk gim CoD Warzone. Sementara itu, tim pengembang Call of Duty menyatakan “bakal senantiasa berupaya untuk mengidentifikasi serta mencari penyedia cheat, siapa yang menyebarkan aplikasi pihak ketiga tidak resmi untuk memodifikasi dan meretas.”