Bagikan:

JAKARTA - Menyadari materi pelecehan seksual anak atau CSAM yang didukung Kecerdasan Buatan (AI) tersebar luas di berbagai platform internet, jaksa agung di 50 negara bagian Amerika Serikat (AS) meminta Kongres segera mengambil tindakan.

Melalui sebuah surat yang telah ditandatangani, para jaksa agung menyatakan pelaku dapat melatih AI menggunakan gambar anak-anak untuk membuat deepfake dengan animasi seksual baru, tampak realistis dari anak-anak yang tidak ada, tetapi mungkin mirip seperti aslinya.

Mereka mendorong Kongres AS membentuk sebuah komite untuk membuat solusi guna mengatasi risiko CSAM yang dihasilkan oleh AI, kemudian memperluas undang-undang melarang CSAM, termasuk yang dihasilkan oleh AI.

"Meskipun kejahatan internet terhadap anak-anak telah secara aktif dituntut, kami khawatir bahwa AI menciptakan batas baru bagi pelanggaran yang membuat penuntutan menjadi lebih sulit," ujar jaksa agung dalam surat tersebut dengan menambahkan alat AI yang tersedia membuat proses ini lebih mudah dari sebelumnya.

Permintaan jaksa agung cukup membantu mereka para korban dari CSAM, sebab diketahui perlindungan hukum yang tersedia masih sangat sedikit, hanya beberapa negara bagian AS yang sudah mengadopsinya.

Adapun New York, California, Virginia, dan Georgia telah memiliki undang-undang yang melarang penyebaran deepfake AI bersifat eksploitatif secara seksual, seperti dilansir dari The Verge dan TechCrunch, Rabu, 6 September.

Pada 2019, Texas menjadi negara bagian pertama yang melarang penggunaan deepfake AI untuk mempengaruhi pemilu politik. Meskipun berbagai media sosial raksasa sudah melarangnya, namun jenis konten ini bisa saja lolos.