Bagikan:

JAKARTA - Ketua Komisi Komunikasi Federal Amerika Serikat (FCC), Jessica Rosenworcel, telah mengusulkan untuk mempertimbangkan panggilan yang menampilkan suara yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) sebagai ilegal. Hal ini tunduk pada regulasi dan sanksi yang diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen Telepon (TCPA) dalam pengumuman pada 31 Januari.

Pengumuman ini menyusul pesan palsu yang dihasilkan menggunakan AI untuk meniru suara Presiden AS Joe Biden, yang menyarankan penduduk New Hampshire untuk tidak memberikan suara dalam pemilihan pendahuluan negara bagian tersebut.

Pesan otomatis yang menampilkan suara Biden dihasilkan untuk mencampuri pemilihan presiden 2024, tetapi kantor jaksa agung negara bagian mengecam panggilan tersebut sebagai informasi yang salah.

Usulan Rosenworcel bertujuan untuk melarang panggilan robocall di bawah TCPA, sebuah undang-undang tahun 1991 yang mengatur panggilan politik dan pemasaran otomatis yang dibuat tanpa persetujuan penerima. Tujuan utama dari TCPA adalah melindungi konsumen dari komunikasi yang tidak diinginkan dan mengganggu, seperti panggilan telemarketing yang tidak diminta dan pesan otomatis.

Jumlah panggilan semacam itu telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan teknologi kini mampu menyesatkan konsumen dengan meniru suara selebriti, tokoh politik, dan bahkan anggota keluarga.

Dengan menerapkan usulan ini, FCC akan memberikan kepada jaksa agung negara bagian di seluruh negeri sumber daya tambahan untuk menindak tegas mereka yang bertanggung jawab atas panggilan robocall jahat ini dan menegakkan konsekuensi hukum.

Pada November 2023, FCC memulai Pemberitahuan Pencarian Informasi untuk mengumpulkan informasi tentang penanganan panggilan robocall ilegal dan potensi keterlibatan AI. Badan tersebut menanyakan tentang peran AI dalam penipuan, meniru suara yang akrab, dan apakah harus diatur dalam TCPA. Selain itu, FCC mencari wawasan tentang bagaimana AI dapat dimanfaatkan secara positif, seperti mengenali dan mencegah panggilan robocall ilegal.

Gedung Putih merilis lembar fakta dengan tindakan kunci tentang AI pada 29 Januari, tiga bulan setelah perintah eksekutif Biden tentang AI. Lembar fakta tersebut mencatat "kemajuan substansial" menuju mandat presiden untuk "melindungi warga Amerika dari potensi risiko sistem AI."

Deepfake telah meningkatkan kekhawatiran tentang konten yang dihasilkan oleh AI, di mana Forum Ekonomi Dunia menyoroti dampak negatif teknologi AI dalam Laporan Risiko Global ke-19. Canadian Security Intelligence Service — agen intelijen nasional utama Kanada — juga mengangkat kekhawatiran tentang kampanye disinformasi yang dilakukan di internet menggunakan deepfake AI.

Para legislator Amerika Serikat telah mendesak untuk undang-undang yang menjadikan produksi gambar deepfake sebagai tindak pidana menyusul penyebaran luas foto palsu eksplisit dari Taylor Swift.