Vitalik Buterin Ungkap Ada “Pintu Belakang” di Blockchain Ethereum, Bikin Geger Komunitas Kripto
Pendiri Ethereum akui ada pintu belakang yang dapat diakses oleh pengembang di blockchain ethereum. (Foto; Dok. Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Baru-baru ini, pendiri Ethereum Vitalik Buterin mengungkapkan adanya pintu belakang di dalam blockchain Ethereum. Pernyataan tersebut memicu perdebatan dalam komunitas kripto mengenai tingkat desentralisasi proyek-proyek Layer 2 seperti Arbitrum dan Optimisme.

Buterin mengungkapkan bahwa semua solusi penskalaan dan rollup Layer 2 memiliki pintu belakang di dalam blockchain Ethereum, telah menciptakan keraguan terhadap klaim desentralisasi proyek-proyek tersebut.

Buterin menjelaskan bahwa pengembang dan pemilik proyek memiliki akses ke dompet multi-tanda tanggan (multi-sig), yang memungkinkan mereka untuk mengubah protokol.

Meskipun pintu belakang ini bisa dianggap sebagai "roda cadangan" bagi blockchain Ethereum, hal ini telah memicu perdebatan ideologis di antara para penggemar kripto. Beberapa pendukung berpendapat bahwa mekanisme ini penting sebagai bentuk pengamanan, sementara kelompok lain menyerukan protokol yang tak dapat diubah dan sepenuhnya terdesentralisasi.

Protokol Layer 2 Rentan

Kritikus proyek Layer 2 dan ahli kripto Chris Blec mendukung pernyataan Buterin. Ia menyebut proyek-proyek tersebut sebagai "perbankan 2.0" dan berpendapat bahwa protokol-protokol ini mungkin akan terpengaruh oleh regulasi.

Menariknya, bahkan stablecoin terbesar dalam ekosistem Ethereum, seperti USD Tether (USDT) dan USD Coin (USDC), memiliki kontrol pusat yang memungkinkan tim pengelolanya untuk membekukan aset sebagai tindakan respons terhadap ancaman keamanan.

"Sesuka mereka menyebutnya sementara, kenyataannya, pintu belakang tetap ada," tulis Chris Blec (@ChrisBlec) pada tanggal 14 Agustus 2023.

Namun, pintu belakang ini membawa risiko sentralisasi, yang bertentangan dengan prinsip dasar teknologi blockchain. Namun, menghilangkan pintu belakang juga bisa mengakibatkan kerentanan baru. Dalam situasi sulit ini, komunitas kripto menghadapi tantangan yang mempengaruhi arah masa depan Ethereum.

Meskipun proyek-proyek Layer 2 menawarkan peningkatan efisiensi dan biaya transaksi yang lebih rendah, pertanyaan tentang tingkat desentralisasi masih mengemuka akibat adanya “pintu belakang” yang dapat diakses oleh pengembang.

Dampaknya, perdebatan tentang keseimbangan antara keamanan dan sentralisasi di dunia kripto terus berlanjut. Dengan demikian, tantangan mendatang bagi Ethereum dan solusi penskalaan Layer 2 mungkin melibatkan pengawasan yang lebih ketat dan implikasi potensial dari regulasi.