Mengenal Vitalik Buterin, Pendiri Ethereum (ETH) yang <i>Drop Out</i> dari Kampus
Pendiri Ethereum, Vitalik Buterin. (Foto; Dok. Tech Crunch)

Bagikan:

JAKARTA – Ethereum (ETH) telah menjadi mata uang kripto nomor dua terbesar berdasarkan kapitalisasi pasarnya setelah Bitcoin (BTC). Kendati begitu, belum banyak yang mengenal sosok penting di balik Ethereum, Vitalik Buterin, lelaki berdarah Rusia-Kanada kelahiran 1994.

Posisi Ethereum belum tersalip oleh cryptocurrency lain dalam beberapa tahun terakhir meski market kripto mengalami penurunan signifikan. ETH masih mempertahankan posisi keduanya.

Menurut data Coinmarketcap, saat penulisan ETH memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp2,2 kuadriliun. Sementara cryptocurrency nomor satu, Bitcoin, memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp5 kuadriliun.

Ethereum didirikan oleh Vitalik Buterin dan Gavin Wood pada 2015. Namun, beberapa tahun kemudian Wood hengkang dari Ethereum dan mengembangkan mata uang kripto yang fokus pada ekosistem Web3, DOT.

Masa Kecil Vitalik Buterin

Vitalik Buterin lahir pada 31 Januari 1994 di kota kuno Kolomna, Rusia. Vitalik kecil tinggal di sana hingga berusia 6 tahun. Orang tuanya kemudian memutuskan untuk pindah ke Kanada. Pada usia 7 tahun, Buterin menunjukkan kecerdasannya mengenai konsep-konsep rumit.   

Ayahnya, Dmitry Buterin, seorang ahli IT menceritakan bahwa Buterin kecil pernah membuat dokumen kompleks yang merinci dunia yang penuh dengan kelinci tetapi diatur oleh formula yang ketat. Dokumen ini disebut ensiklopedia kelinci, dan ayah Buterin mengatakan bahwa dokumen itu memiliki matematika, bagan, dan perhitungan yang rumit.

Buterin tidak hanya memamerkan kecerdasannya di rumah. Dia juga melakukannya di sekolah, dan ketika dia naik ke kelas 3, dia dimasukkan ke dalam kelas untuk siswa berbakat.

Setamat SMA di Abelard School, Toronto, Buterin memutuskan untuk kuliah di University of Waterloo, Ontario, Kanada, sebuah universitas riset publik terkemuka. Di Waterloo, Buterin diangkat menjadi asisten peneliti untuk kriptografer Ian Goldberg, yang menciptakan pesan off-the-record. Ini adalah protokol kriptografi yang membuat enkripsi untuk percakapan pesan instan.

Sebelum kuliah di Waterloo, Buterin telah mempelajari Bitcoin dari ayahnya. Menurut laporan DailyCoin, mungkin ketertarikan pada Bitcoin itulah yang membuat Buterin menjadi asisten peneliti Goldberg - kita mungkin tidak akan pernah tahu. Yang kita tahu adalah bahwa pada tahun 2011 Buterin mulai berbicara dengan orang lain tentang Bitcoin dan mulai terlibat dalam komunitas.

Bekerja Sebagai Penulis di Bitcoin Weekly

Dengan pengetahuan dan penguasaannya tentang kriptografi, Buterin memutuskan untuk bekerja di majalah Bitcoin terkemuka, Bitcoin Weekly, dengan bayaran dalam Bitcoin. Saat itu, dia dibayar dengan lima Bitcoin per artikel. Waktu itu Bitcoin masih diperdagangkan di harga 3,50 dolar AS per BTC.

Bitcoin Weekly dengan cepat menjadi sangat populer di komunitas, dan Buterin mulai menjadi terkenal. Tulisannya menarik perhatian Mihai Alisie, seorang penggemar Bitcoin di Rumania, dan dia mulai berdiskusi dengannya. Namun, tidak lama kemudian majalah tersebut harus gulung tikar akibat kurangnya pendanaan.

Kondisi ini mengarahkan Buterin untuk mendirikan majalah kripto sendiri. Bersama Mihai Alisie, dia memutuskan untuk mendirikan majalah baru bernama Bitcoin Magazine. Bersamaan dengan itu, dia masih menjalankan tanggung jawabnya sebagai asisten Goldberg seraya menjalani kursus di University of Waterloo. Pada 2012, Buterin memenangkan medali perak dalam olimpiade internasional bidang informatika atau International Olympiad in Informatics yang digelar di Italia.

Buterin menyadari satu hal bahwa Bitcoin dan Blockchain memiliki masa depan yang cerah. Dia juga menyadari kelemahan sistem keuangan terpusat atau sentralisasi seperti perbankan. Beberapa waktu kemudian, dia melakukan perjalanan ke San Jose, California, untuk menghadiri Konferensi Bitcoin sebagai perwakilan dari Bitcoin Magazine. Pada titik itu, dia mengakui pentingnya ekosistem blockchain dan desentralisasi.

Vitalik Buterin Drop Out dari Kampus

Pada akhir tahun ajaran, Buterin mengutarakan niatnya kepada sang ayah untuk berhenti kuliah. Dmitry Buterin memahami keinginan Vitalik dan menyetujuinya. Meski demikian, Vitalik Buterin tidak keluar dari kuliah tanpa pegangan uang.

Sebelum memutuskan untuk DO dari kampusnya, Buterin menemui miliarder Peter Thiel. Sosok tersebut membekali Buterin uang senilai 100.000 dolar AS. Dana tersebut dimaksudkan untuk mendukung Vitalik Buterin dalam mewujudkan impiannya.

Buterin menghabiskan tahun berikutnya untuk bepergian dan menulis tentang blockchain. Dia mengunjungi tempat-tempat seperti Tel Aviv, London, Los Angeles, San Francisco, Amsterdam, dan Las Vegas. Dia bertemu dengan orang-orang yang berdedikasi sama seperti dirinya untuk berinovasi dalam komunitas blockchain.

Pada saat Buterin kembali ke Toronto, sebuah kernel ide sudah terbangun di benaknya. Blockchain, ia beralasan, tidak hanya harus menjadi buku besar untuk mencatat transaksi mata uang kripto. Ini bisa menjadi buku besar untuk saham, akta, gambar, dan apa pun yang bisa dimiliki.

Pada awalnya, Buterin berpendapat bahwa jaringan Bitcoin harus dikembangkan untuk memiliki kemampuan ini. Namun, jaringan tersebut membutuhkan scripting language. Ketika dia gagal mendapatkan persetujuan untuk perubahan drastis pada jaringan Bitocin, Buterin memutuskan untuk maju dan mengembangkan platform sendiri sesuai rencananya. Platform baru itu kemudian disebut sebagai Ethereum.

Kelahiran Ethereum

Pada bulan November 2013, Vitalik Buterin menulis whitepaper Ethereum dan memberikannya kepada beberapa orang untuk dibaca. Kelompok kecil ini memberikannya kepada orang lain untuk menyebarkannya lebih lanjut. Tidak lama kemudian, 30 orang menghubungi Buterin untuk membicarakan proyek tersebut. Buku putih itu diterima dengan sangat populer, Buterin mulai membentuk tim untuk membangun blockchain.

Selama sekitar satu bulan ke depan, Buterin mengumpulkan timnya dan mereka mulai secara intens mengembangkan jaringan Ethereum. Mereka menyewa rumah di Miami, membeli tiket pesawat, dan mengemas laptop mereka. Sudah waktunya untuk membangun.

Tim inti terdiri dari Anthony Di Lorio, seorang organisator komunitas Bitcoin di Toronto; Mihai Alisie, yang turut mendirikan Bitcoin Magazine bersama Buterin, Amir Chetrit, yang pernah bekerja dengannya di Israel dalam proyek Bitcoin; dan Charles Hoskinson, seorang matematikawan Amerika. Beberapa tahun kemudian Hoskinson memutuskan untuk mengembangkan Cardano (ADA).

Pada akhir Januari, proyek ini hampir selesai, dan Buterin memiliki sesuatu yang nyata yang bisa dia presentasikan. Jadi itulah yang dia lakukan. Pada Konferensi Bitcoin Amerika Utara di Miami, Buterin naik podium dan berbicara selama 25 menit menjelaskan apa itu Ethereum. Setelah berbicara, dia mendapat tepuk tangan meriah, dan orang-orang mulai bertanya tentang proyek tersebut. Dan siapa yang bisa menyalahkan mereka? Jika berhasil, Ethereum bisa memperluas batasan blockchain. Itu bisa membangun internet baru.

Pada bulan-bulan setelah konferensi, para pendiri Ethereum mulai menggalang dana untuk meluncurkan proyek tersebut. Mereka melakukan ini melalui penjualan Ether, token asli jaringan, dan menjaring 31.000 Bitcoin dari penggalangan dana. Para pendiri menggunakan uang tersebut untuk mendirikan Ethereum Foundation dan menugaskannya untuk mengawasi pengembangan perangkat lunak open-source Ethereum. Yayasan ini didirikan di Swiss karena para pengembang percaya bahwa hanya itulah negara yang lebih ramah dari segi regulasi. Ini akan menjauhkan mereka dari pandangan FBI dan SEC.

Pada hari-hari berikutnya, jumlah co-founder juga meningkat. Gavin Wood, seorang programmer dari Inggris, Joseph Kubin, dan Jeff Wilcke, turut bergabung dengan tim Ethereum. Gavin Wood dan Charles Hoskinson memutuskan hengkang di tengah perjalanan Ethereum. Wood mendirikan Polkadot (DOT), sementara Hoskinson mendirikan Cardano (ADA).

Kemudian, pada 31 Agustus 2022 Buterin meluncurkan buku kumpulan esainya selama 10 tahun berkecimpung dalam industri kripto. Buku itu berjudul Proof of Stake: The Making of Ethereum and the Philosophy of Blockchains.

Ini juga menandai peralihan Ethereum dari model Proof-of-Work (PoW) ke Proof-of-Stake (PoS) yang lebih ramah lingkungan. Saat penulisan, Ether diperdagangkan di harga Rp18 jutaan per ETH. Pada 10 November 2021, ETH sempat tembus ATH di harga Rp69.531.233 berdasarkan data Coingecko.