JAKARTA - Setelah pergantian Presiden Amerika Serikat (AS) dari Trump ke Biden, Huawei tampaknya seakan mendapat asa baru. Biden mengatakan bahwa AS bakal meninjau kembali pemblokiran yang dilakukan Trump kepada Huawei.
Rupanya, Huawei belum bisa bernapas lega lantaran berselang beberapa hari kemudian Biden melenyapkan asa raksasa teknologi China itu. Biden mengatakan bahwa Huawei merupakan “vendor tidak terpercaya”. Biden seakan membenarkan keputusan Trump yang mengatakan bahwa Huwei mengancam stabilitas keamanan Amerika Serikat.
“Peralatan telekomunikasi yang dibuat oleh vendor yang tidak terpercaya, termasuk Huawei, merupakan ancaman bagi keamanan AS dan sekutu kami,” ujar juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki sebagaimana yang dikutip dari Reuters, Senin, 1 Februari.
“Pemerintah akan memastikan perusahaan telekomunikasi AS hanya akan melakukan investasi dan memperluas produksi perangkatnya dari vendor-vendor sekutu terpercaya,” tambah Psaki.
Terkait pernyataan ini, Huawei menolak berkomentar. Dubes China di Washington juga tidak langsung memberikan tanggapan pernyataan Gedung Putih itu.
Hal ini membuktikan bahwa Huawei belum bisa terbebas dari kekangan AS. Secara otomatis, Huawei masih akan tetap mengisi daftar hitam pemerintahan AS saat ini.
BACA JUGA:
Sebagaimana yang telah diketahui, pemerintahan AS pada masa Trump telah memasukkan raksasa teknologi asal China ini ke daftar hitam negara. Kebijakan ini membatasi gerak Huawei dalam lingkungan bisnis global. Pasalnya, Huawei tidak lagi bisa menjual produknya maupun membeli komponen dari pabrikan AS.
Waktu itu, AS menuding raksasa teknologi China itu bekerja sama dengan Iran. Tidak hanya itu, Huawei juga dianggap melakukan spionase lewat perangkatnya hingga dicurigai membahayakan keamanan negara.
Kini, pada masa pemerintahan Biden, AS sepertinya membenarkan keputusan Trump. Oleh sebab itu, AS bersikeras melindungi perusahaan teknologinya agar tidak lagi memakai komponen dari Huawei.
Namun, AS pada masih akan mempelajari dengan cermat keputusan AS terhadap raksasa teknologi China yang sedang mereka awasi itu. AS berupaya mencari kebenaran terkait kasus Huawei yang dituding menyalahgunakan data pengguna AS.
“Jadi sekali lagi, kami akan melakukan peninjauan lebih lanjut terkait permasalahan ini. Kami ingin melihatnya dengan cermat dan kami berkomitmen untuk memastikan data dan teknologi AS sudah benar-benar terlindungi,” imbuh Psaki.