JAKARTA - Setelah gerak-gerik Huawei dibatasi oleh Amerika Serikat (AS), peringkat perusahaan teknologi asal China itu kini turun drastis. Baru-baru ini, lembaga riset mengabarkan kondisinya.
Menurut laporan Counterpoint Research, Huawei mengapalkan 33 juta produk ponselnya secara global pada kuartal ke-4 2020. Capaian tersebut turun drastis 41 persen daripada tahun sebelumnya pada kuartal yang sama.
Konsumen Huawei pun menyusut hingga menyentuh 8 persen saja. Perusahaan teknologi asal China tersebut kalah saing dengan perusahaan lain seperti Xiaomi, Oppo, Vivo, Samsung dan Apple.
Laporan dari Counterpoint Research itu senada dengan firma riset Canalys. Mereka mengatakan bahwa pada kuartal ke-4 2020, Huawei diprediksi mengirim 32 juta ponsel pintar saja.
BACA JUGA:
Jumlah tersebut merosot 43 persen dari periode sebelumnya pada 2019. Untuk pertama kalinya raksasa teknologi asal China itu terlontar dari peringkat 5 besar selama 6 tahun terakhir seperti yang dilaporkan Canalys.
“Huawei secara dramatis susut di sebagian besar pasar akibat sanksi AS,” kata peneliti Canalys, Amber Liu sebagaimana yang dilansir CNBC International, Jumat, 29 Januari.
Meskipun posisi Huawei menurun, selama 2020 perusahaan teknologi China itu menempati posisi tiga untuk raihan pangsa pasar. Peringkatnya tergusur Apple dengan jumlah pengiriman yang melonjak secara signifikan, imbas dari penjualan iPhone 12.
Padahal, pada kuartal ke-2 2020, Huawei menguasai penjualan smartphone global. Perusahaan berhasil menggantikan Samsung dari peringkat teratas. Sayangnya, kondisi tersebut tidak berlangsung lama.
Pemerintahan Trump, lewat Departemen Perdagangan AS berhasil memasukan nama Huawei ke dalam black list. AS memberikan sanksi kepada Huawei, sehingga perusahaan tersebut kesulitan mendapat layanan Google yaitu, Google Play Store, Gmail, Google Maps hingga YouTube.
Hal ini mengakibatkan ponsel Huawei tidak dilengkapi sejumlah layanan populer, sehingga pangsa pasar global tidak berminat membeli produk mereka.
Untuk sistem operasi ponselnya, Huawei pun mengembangkan OS sendiri yang bernama HarmonyOS. Namun, tindakan tersebut belum bisa mengusik pangsa pasas sistem operasi Android yang menjadi primadona di dunia.