Bagikan:

JAKARTA - Dapper Labs Inc, sebuah perusahaan terkemuka dalam industri non-fungible token (NFT), telah mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang signifikan, menandai PHK ketiga yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

Putaran PHK ini datang sebagai respons terhadap lingkungan pasar yang menantang yang sedang dihadapi oleh pasar NFT. Sebanyak 51 karyawan, atau sekitar 20 persen dari tenaga kerja perusahaan, diperkirakan akan meninggalkan Dapper Labs.

CEO Dapper Labs, Roham Gharegozlou, mengonfirmasi kepergian 51 karyawan melalui sebuah pengumuman di Twitter. Gharegozlou menyebutkan bahwa kondisi pasar yang sedang berlangsung dan kurangnya minat terhadap karya seni digital adalah faktor utama yang berkontribusi terhadap perampingan terbaru ini. Namun, dia juga menekankan perlunya perampingan bisnis untuk memastikan kelangsungan hidup perusahaan.

Pemutusan hubungan kerja ini adalah PHK ketiga yang dilakukan oleh Dapper Labs dalam beberapa waktu terakhir. Pada bulan Februari, perusahaan telah mengurangi tenaga kerjanya sebesar 20 persen, dan pada bulan November tahun lalu, pengurangan tenaga kerja mencapai 22 persen. Perampingan ini juga mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh sektor NFT secara keseluruhan.

Meskipun adanya pemutusan hubungan kerja, Gharegozlou meyakinkan pemangku kepentingan bahwa Dapper Labs dan platform terkaitnya, Flow, tetap kuat secara finansial. Gharegozlou mengatakan bahwa perusahaan tetap berkomitmen untuk memprioritaskan para penggemar dan untuk mendorong pertumbuhan komunitas yang sehat.

Selain PHK, Dapper Labs juga terjerat dalam pertarungan hukum terkait koleksi NFT NBA Top Shot-nya. Hakim Pengadilan Distrik Amerika Serikat, Victor Marrero, menolak permintaan Dapper Labs untuk membatalkan gugatan yang mengklaim bahwa NFT yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut mungkin termasuk dalam definisi sekuritas. Penggugat berpendapat bahwa karya seni digital yang dijual di platform Dapper Labs dapat diklasifikasikan sebagai sekuritas.

Juru bicara perusahaan menegaskan bahwa penolakan hakim bukan berarti bahwa penggugat telah benar atau bahwa ini adalah keputusan akhir dalam kasus ini. Dapper Labs masih berharap untuk menghadapi tantangan hukum ini saat kasus berlanjut.

Dapper Labs bukanlah satu-satunya perusahaan dalam industri kripto yang mengalami pemutusan hubungan kerja akibat kondisi pasar yang menantang. Perusahaan riset dan analisis blockchain Massari, Crypto.com, dan Circle juga telah mengumumkan pengurangan tenaga kerja dalam beberapa bulan terakhir.

Industri kripto tetap menjadi lingkungan yang dinamis dan penuh tantangan, dan perusahaan-perusahaan terus beradaptasi dengan perubahan tersebut. Para pemangku kepentingan akan melihat bagaimana Dapper Labs dan perusahaan lainnya mengatasi tantangan ini dan melanjutkan inovasi di industri kripto yang terus berkembang.