Bagikan:

JAKARTA - FTX dan Alameda Research, dua perusahaan kripto yang mengalami kebangkrutan, tidak mampu mengembalikan uang kepada para krediturnya. Diperkirakan pada akhir tahun ini, Sam Bankman-Fried (SBF) akan kembali menghadiri sidang pengadilan untuk memutuskan nasib perusahaan tersebut.

FTX diduga menyalahgunakan dana investor dalam taruhan berisiko, termasuk donasinya ke dunia politik. Jumlah uang yang hilang dari neraca keuangan FTX dan Alameda Research mencapai lebih dari 8 miliar dolar AS (setara Rp120 triliun), sehingga pengadilan akan menghadapi kesulitan dalam membagi aset yang tersisa di antara ratusan investor institusional dan ribuan pedagang eceran.

Dalam pengajuan pengadilan yang dilakukan oleh pejabat FTX, terungkap bahwa mereka telah membayar lebih dari 121 juta dolar AS (Rp1,8 triliun) untuk layanan hukum, konsultasi, dan keuangan antara Februari hingga April. Firma hukum yang mewakili FTX, Sullivan & Cromwell, mendapatkan pembayaran sebesar 37,6 juta dolar AS (Rp564 miliar), yang merupakan lebih dari 30 persen dari semua biaya FTX pada periode tersebut.

Kemudian, Jefferies, sebuah perusahaan perbankan investasi, dan Alvarez dan Marsal, sebuah perusahaan konsultan restrukturisasi, juga mendapatkan pembayaran, meskipun jumlahnya lebih rendah dari Sullivan & Cromwell.

Runtuhnya FTX dan Alameda Research menunjukkan adanya kesenjangan dalam regulasi mata uang kripto di Amerika Serikat. Dengan regulator AS yang menganggap kejadian ini sebagai kegagalan perusahaan terbesar dalam sejarah modern, kemungkinan SBF akan dihukum penjara masih terbuka lebar.

Meski begitu, pengacara SBF berusaha membatalkan tuduhan penipuan yang ditujukan kepada kliennya. Sidang pengadilan yang akan datang diharapkan dapat memberikan keputusan terkait masalah ini setelah semua investigasi diselesaikan.

Kendati FTX dan Alameda Research mengalami kegagalan, beberapa bulan terakhir mencuat laporan tentang rencana pembukaan kembali kedua perusahaan ini. FTX memiliki saldo kas yang besar dan diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan investor.