Bagikan:

JAKARTA – Beberapa bulan lalu, Amerika Serikat mengalami guncangan ekonomi akibat kolapsnya sejumlah bank regional AS seperti Silicon Valley Bank, Silvergate Bank, Signature Bank, hingga First Republic Bank. Krisis perbankan AS itu berdampak buruk bagi industri properti.

Menurut CEO JPMorgan, Jamie Dimon, dalam rapat pemegang saham perusahaan baru-baru ini menyatakan krisis perbankan itu akan mempengaruhi sektor properti. Hal ini diklaim mempengaruhi perusahaan properti dan pinjaman konstruksi.

Dimon, yang kerap meragukan cryptocurrency itu mengutarakan pandangannya mengenai suku bunga AS. Dia memprediksi The Fed bakal kembali menaikkan suku bunga secara signifikan. Pasalnya bank-bank semakin memperketat standar dalam pemberian pinjaman. Menurut CME’s Fedwatch Tracker, pandangan Dimon berbeda dengan pandangan mayoritas investor yang melihat potensi penurunan suku bunga.

Data dari CME menunjukkan 71,9 persen investor meyakini bahwa Fed tidak akan menaikkan suku bunga bulan depan, sementara 28,1 persen memperkirakan adanya kenaikan suku bunga.

Dimon yang telah menempati kursi jabatan CEO JPMorgan sejak Desember 2005 itu mengungkapkan dirinya tidak berencana pensiun dalam waktu dekat.

"Menurut saya, semua orang harus siap dengan kenaikan suku bunga dari level saat ini. Jika kenaikan sebesar 5 persen tidak cukup... Anda harus siap dengan kenaikan menjadi 6 persen, 7 persen," ujar Dimon dikutip dari DailyHodl.

Pada 19 Januari 2023, ketika pasar kripto terguncang akibat runtuhnya FTX, Dimon mengutarakan keraguannya pada Bitcoin. Menurutnya, cryptocurrency “hanya membuang-buang waktu” banyak orang. Kemudian CEO JPMorgan itu menyebut Bitcoin sebagai tipuan yang penuh sensasi. “Bitcoin adalah batu peliharaan,” kata Dimon saat itu.