Bagikan:

JAKARTA - Industri perbankan sedang dilanda krisis dan berbagai bank besar telah mengalami kebangkrutan terutama di Amerika Serikat. Dalam wawancara bersama Fox Business, CEO Input Output (IO) Charles Hoskinson mengatakan bahwa ia lebih memilih menjadi ahli cryptocurrency ketimbang menjadi seorang bankir pada kondisi saat ini.

Menurut Hoskinson, mata uang kripto tetap stabil dan terus bertahan meskipun mengalami tantangan berat di tahun lalu. Meski begitu, tidak dapat dikatakan bahwa sektor perbankan mengalami hal serupa pada tahun ini.

Belakangan, First Republic Bank mengalami kebangkrutan dan berada di urutan kedua terbesar dalam sejarah perbankan AS. Setelah tenda yang dilakukan secara heboh oleh Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), pembeli tidak ditemukan untuk bank ini. Namun, pada 1 Mei, JPMorgan mengambil alih sejumlah aset First Republic dalam sebuah kesepakatan senilai 10,6 miliar dolar AS (setara Rp155 triliun) yang dianggap kontroversial oleh beberapa pihak.

Kobeissi Letter menyoroti bahwa aturan mengenai monopoli perbankan mencegah JPMorgan untuk mengakuisisi First Republic Bank, namun FDIC tetap menyetujui kesepakatan tersebut. Selain itu, JPMorgan berpotensi memperoleh keuntungan sebesar 2,5 miliar dolar AS (Rp36,7 triliun) dari akuisisi ini, ditambah lagi FDIC yang menutupi kerugian First Republic dan memberikan pinjaman tambahan senilai 50 miliar dolar AS (Rp733 triliun) kepada perusahaan tersebut.

Sebelumnya, CEO JPMorgan, Jamie Dimon, yang mengatakan bahwa sistem perbankan AS sangat kuat dan krisis hampir berakhir, tidak sejalan dengan pandangan mantan CEO BitMEX, Arthur Hayes. Hayes memposting tangkapan layar tentang kinerja saham beberapa bank regional AS, dan mengatakan bahwa beberapa bank ini tidak akan bertahan pada hari Senin jika Federal Reserve tidak mengambil tindakan drastis.

Dalam situasi yang kacau seperti ini, Hoskinson menyebutkan bahwa model perbankan sangat rapuh dan sedang "hancur berantakan", sehingga menjadikan dunia cryptocurrency sebagai tempat yang nyaman untuk berada di tengah-tengah kekacauan ini. Menurutnya, "sangat menyenangkan berada di (ruang) cryptocurrency di mana segalanya sederhana dan murni, dan kita dapat fokus pada membangun."

Hoskinson juga menyoroti bahwa saat ini, pandangan keras otoritas AS terhadap cryptocurrency telah memaksa perusahaan-perusahaan kripto AS untuk memusatkan perhatian mereka pada pasar luar negeri. Namun, ia mengkritik pendekatan yang tidak konsisten yang diambil oleh regulator AS dan menyebutkan bahwa hal ini adalah realitas di negaranya.

Hoskinson menyatakan, "kita hidup dalam paradoks Schrödinger di mana kita hidup dan mati pada saat yang sama. Kita adalah komoditas dan sekuritas pada saat yang sama. Kadang-kadang kita menjadi mata uang, kadang-kadang kita menjadi poin loyalitas."

Meskipun situasi keuangan dunia saat ini masih tidak stabil, Hoskinson melihat masa depan yang cerah bagi mata uang kripto. Ia percaya bahwa dengan regulasi global yang semakin membaik di luar AS, cryptocurrency dapat mengalami perkembangan positif.