JAKARTA - FTX Group, induk usaha dari bursa kripto FTX, menghadapi gugatan kelompok dari para krediturnya yang merasa dirugikan oleh tindakan penipuan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Gugatan tersebut juga menyeret firma hukum Sullivan & Cromwell (S&C) yang diduga terlibat dan mendapat keuntungan dari skandal FTX.
Kreditur FTX Tuntut Ganti Rugi
Menurut dokumen pengadilan yang diterima oleh CNBC pada 16 Februari 2024, para kreditur FTX menuduh bahwa S&C telah berkolusi dengan FTX Group untuk melakukan penipuan senilai miliaran dolar AS (puluhan triliun rupiah) dan menyalahgunakan dana milik anggota kelas.
Para kreditur mengklaim bahwa S&C mengetahui dan menyetujui tindakan curang yang dilakukan oleh FTX US dan FTX Trading Ltd., dua entitas yang berada di bawah FTX Group. Tindakan curang tersebut antara lain adalah pencampuran dana nasabah dengan dana perusahaan, pengalihan aset ke perusahaan afiliasi Alameda Research, dan penggelapan pendapatan dari penjualan token FTX.
"Meskipun mengetahui hal ini, S&C berpotensi mendapatkan keuntungan finansial dari kelakuan kelompok FTX dan setuju, setidaknya secara tersirat, untuk membantu tindakan melanggar hukum tersebut demi keuntungannya sendiri," tulis pengajuan tersebut.
Gugatan kelompok ini menuntut ganti rugi atas beberapa tuduhan, termasuk persekongkolan perdata, membantu dan mendorong penipuan, serta membantu dan mendorong pelanggaran kepercayaan. Para kreditur juga meminta agar S&C dilarang menjadi monitor independen untuk Binance Holdings, salah satu pesaing FTX, yang sedang diselidiki oleh otoritas AS.
BACA JUGA:
Hubungan S&C dengan FTX Penuh Konflik Kepentingan
S&C adalah sebuah firma hukum berusia satu abad yang telah mengawasi proses kebangkrutan FTX sejak November 2023. FTX mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 setelah mengalami krisis likuiditas akibat penarikan dana massal oleh nasabahnya.
Namun, ternyata S&C memiliki hubungan kerja yang dekat dengan FTX sebelum kebangkrutan. Firma hukum itu pernah bertindak sebagai penasihat luar untuk FTX dalam berbagai kesepakatan, seperti penawaran aset FTX untuk Voyager Digital Holdings dan akuisisi LedgerX. Firma hukum itu juga menerima pembayaran yang signifikan untuk layanannya, yang diperkirakan mencapai ratusan juta dolar AS.
Koneksi antara FTX dan S&C terjalin melalui Ryne Miller, mantan mitra di S&C yang bergabung dengan FTX Group sebagai penasihat umum pada Agustus 2021. Diduga Miller mengalihkan setidaknya 20 kasus dari FTX ke firma hukum lamanya. Mantan kepala petugas regulasi FTX, Daniel Friedberg, menyatakan dalam pengajuan pengadilan bahwa Miller menekankan pentingnya mengarahkan bisnis ke S&C karena ia bermaksud kembali ke sana sebagai mitra setelah waktunya di FTX.
Gugatan juga menyoroti hubungan dekat antara mantan CEO FTX, Sam Bankman-Fried, dan S&C, mencatat bahwa Bankman-Fried sering bekerja di kantor hukum tersebut di New York. "S&C mendapatkan pengetahuan detail tentang keuangan Pak BankmanFried sendiri melalui, sebagaimana yang lebih lanjut diduga, perwakilannya terhadapnya dalam kapasitas pribadinya untuk pembelian saham yang rumit terkait dengan Robinhood," tulis pengajuan tersebut.