Bagikan:

JAKARTA - Antisipasi terhadap halving Bitcoin (BTC) berikutnya, yang dijadwalkan akan terjadi pada kuartal kedua tahun 2024, telah memunculkan banyak spekulasi tentang dampaknya pada kinerja aset kripto utama dan pasar secara keseluruhan.

Sebuah laporan terbaru dari Coinbase mengungkapkan bahwa hasil dari halving tersebut tidak dapat dijamin, meskipun biasanya dianggap sebagai peristiwa yang positif karena mempengaruhi kelangkaan Bitcoin dan dinamika penawaran dan permintaan.

Menurut analis laporan tersebut, David Duong, untuk memahami reaksi pasar terhadap halving, perlu dilakukan analisis yang cermat terhadap faktor-faktor seperti likuiditas, suku bunga, dan pergerakan dolar AS.

Meskipun halving Bitcoin umumnya dianggap menguntungkan, bukti terbatas dari tiga halving sebelumnya menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti likuiditas global juga berperan penting. Pertukaran kripto percaya bahwa peristiwa sebelumnya tidak memberikan cukup petunjuk untuk memprediksi dengan akurat hasil halving yang akan datang pada bulan April 2024.

Laporan Coinbase menyoroti tantangan dalam menentukan pola perilaku pasar selama halving. Kehadiran berbagai faktor yang berkontribusi pada pergerakan harga menjadikan sulit untuk mengisolasi dampak yang tepat dari halving itu sendiri. Oleh karena itu, masih belum dapat dipastikan bagaimana halving yang akan datang akan memengaruhi perilaku harga Bitcoin, terutama dengan likuiditas global yang sepertinya telah mencapai puncaknya dalam waktu dekat.

Meskipun terdapat ketidakpastian mengenai reaksi pasar, JPMorgan Chase, salah satu pemain utama dalam industri keuangan, memperkirakan bahwa permintaan ritel terhadap Bitcoin akan terus meningkat menjelang halving. Keyakinan ini mencerminkan antisipasi tinggi dan minat yang signifikan dalam komunitas kripto terkait peristiwa tersebut.

Laporan JPMorgan pada bulan Mei mengaitkan peningkatan permintaan ritel untuk Bitcoin dengan kehadiran Bitcoin Ordinals dan token BRC-20. Laporan tersebut menekankan bahwa menjelang halving, permintaan dari investor ritel terhadap aset kripto diharapkan akan meningkat secara signifikan.

JPMorgan merupakan salah satu dari banyak perusahaan jasa keuangan yang terjun ke dalam dunia kripto. Pada tahun 2021, bank ini meluncurkan dana Bitcoin internal untuk klien institusional. Perusahaan fintech lain seperti BlackRock dan Grayscale Investments juga aktif berpartisipasi dalam pasar kripto. Terbaru, BlackRock mengajukan permohonan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk meluncurkan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin.

Melihat ke belakang, halving Bitcoin pertama kali terjadi pada tahun 2012 setelah peluncuran resmi pada tahun 2009. Pada saat itu, hadiah blok penambang dikurangi dari 50 menjadi 25 BTC. Peristiwa sejarah yang signifikan ini memicu kenaikan harga Bitcoin yang besar, mendorong aset kripto ini ke puncak yang luar biasa. Pasar menyaksikan peningkatan minat dari investor yang mengangkat nilai Bitcoin ke level tertinggi.