Bitcoin Masih Dalam Zona Overbought, Begini Menurut Analisis JPMorgan
Harga Bitcoin disebut sudah overbought. (Foto; Dok. Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Bank investasi terkemuka JPMorgan memberikan peringatan bahwa meskipun terjadi penurunan harga baru-baru ini, Bitcoin masih berada dalam kondisi 'overbought'. Analis bank, dipimpin oleh Nikolaos Panigirtzoglou, memprediksi bahwa tekanan jual pada Bitcoin kemungkinan akan berlanjut menjelang halving, yang diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat.

Informasi saja, kondisi overbought dalam konteks perdagangan kripto dapat menunjukkan bahwa harga aset telah naik terlalu tinggi dan mungkin akan mengalami koreksi atau penurunan harga.

Menurut analisis JPMorgan, dua indikator utama—posisi futures dan perbandingan harga futures dengan harga spot—menunjukkan bahwa Bitcoin masih berada dalam zona 'overbought', bahkan setelah koreksi harga yang signifikan minggu lalu. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa harga Bitcoin dapat mengalami penurunan lebih lanjut.

Selain itu, JPMorgan mencatat adanya perlambatan dalam aliran masuk ke ETF Bitcoin spot, yang menimbulkan keraguan terhadap prediksi optimis pasar mengenai lonjakan harga di akhir tahun. Meskipun ada harapan tinggi akan permintaan yang berkelanjutan dari ETF Bitcoin dan dampak halving, data terbaru menunjukkan bahwa aliran dana ke ETF spot mungkin tidak sekuat yang diantisipasi.

Dalam beberapa minggu terakhir, 10 ETF Bitcoin spot yang mulai diperdagangkan pada awal tahun telah mengalami penarikan dana, sementara trust Bitcoin Grayscale (GBTC) terus mengalami aliran keluar yang signifikan. Namun, sembilan ETF Bitcoin spot lainnya, tidak termasuk GBTC, berhasil mengumpulkan sekitar 1,3 miliar dolar AS (sekitar Rp20,6 triliun) dalam Bitcoin hanya dalam enam hari.

Mendekati halving, JPMorgan memperkirakan bahwa tren pengambilan keuntungan ini akan terus berlanjut, terutama karena posisi yang masih 'overbought'. Bulan lalu, bank ini juga mengeluarkan peringatan bearish, memprediksi penurunan harga Bitcoin menjadi 42.000 dolar AS (sekitar Rp663,3 juta) setelah halving April. Mereka juga meremehkan dampak halving dan upgrade Ethereum yang akan datang, dengan asumsi bahwa pasar telah memperhitungkan kedua peristiwa tersebut.

CEO JPMorgan, Jamie Dimon, tetap skeptis terhadap kripto, dengan menyatakan bahwa dia tidak akan pernah membeli Bitcoin secara pribadi. Sementara itu, analis lainnya mengamati bahwa minat terhadap ETF Bitcoin telah menurun, mengikuti tren harga Bitcoin yang lesu. Beberapa analis bahkan menyebut bahwa harga Bitcoin akan memasuki "zona bahaya" menjelang halving.