Bagikan:

JAKARTA - Walaupun gegap gempita Bitcoin semakin riuh, investor tradisional tampaknya tetap setia pada emas. JPMorgan Chase & Co, salah satu lembaga keuangan terkemuka dunia, baru-baru ini mengungkapkan bahwa tidak ada bukti signifikan yang menunjukkan investor emas beralih ke Bitcoin (BTC) sebagai alternatif investasi.

Meskipun minat pada Bitcoin mengalami peningkata yang ditandai dengan melonjaknya aliran dana besar yang masuk ke Bitcoin Exchange-Traded Funds (ETF), investor emas tradisional tetap kukuh pada pilihan mereka.

Menurut laporan riset JPMorgan, baik investor institusional maupun individu telah menunjukkan minat yang sama pada emas dan Bitcoin sepanjang tahun ini. Analisis tersebut mencatat akumulasi sekitar $7 miliar (sekitar Rp108,13 triliun) dalam kontrak berjangka BTC dan $30 miliar (sekitar Rp466,70 triliun) dalam kontrak berjangka emas sejak Februari, dilansir Coinspeaker.

Robert Kiyosaki, penulis Rich Dad Poor Dad dan pendukung Bitcoin, telah mendorong pengikutnya di media sosial X untuk meningkatkan kepemilikan Bitcoin mereka. Dia menyarankan untuk beralih dari sistem keuangan tradisional ke alternatif seperti emas, perak, dan cryptocurrency, dengan fokus khusus pada Bitcoin.

Di antara aset alternatif yang digaungkan oleh Kiyosaki, terdapat pandangan yang berbeda dari pengamat keuangan lain. Jim Cramer, tokoh televisi Amerika dan pembawa acara Mad Money di CNBC, lebih memilih emas daripada Bitcoin, menganggapnya sebagai kelas aset dengan penggunaan non-spekulatif, sedangkan Bitcoin dianggap sebagai “aset berisiko.”

Pendapat ini didukung oleh analis Goldman Sachs yang menyatakan bahwa emas merupakan diversifikasi portofolio yang lebih berguna dibandingkan dengan Bitcoin. Frank Holmes, CEO US Global Investors, juga berpendapat bahwa emas adalah aset yang lebih baik untuk dimiliki, terutama dalam situasi yang tegang seperti berita perang.

Di sisi lain, Mike Novogratz, CEO Galaxy Digital, memprediksi bahwa Bitcoin akan segera menggeser emas sebagai aset favorit di kalangan investor. Proyeksi ini didasarkan pada potensi ETF Bitcoin spot yang dapat mengatasi perbedaan kapitalisasi pasar yang signifikan antara kedua aset dalam dekade mendatang, terutama dengan adopsi Bitcoin yang semakin meluas.