Bagikan:

JAKARTA - Dalam gugatan Ripple yang sedang berlangsung, Managing Partner di firma hukum Deaton, John Deaton, mengeluarkan pernyataan terkait dokumen internal SEC yang diberi label Exhibit 220.

Dokumen ini terkait dengan analisis kripto XRP yang dikirim ke SEC dan menyatakan bahwa aset kripto tersebut tidak memenuhi cabang-cabang uji Howey, yang digunakan untuk menentukan apakah suatu transaksi adalah sekuritas di AS.

Pembagian dokumen ini menjadi viral setelah seorang penggemar kripto, Steven Mizrahie, membagikannya di media sosial. Mizrahie mengomentari bahwa jika dokumen ini benar-benar ditulis oleh SEC, itu akan menjadi akhir dari permainan bagi SEC.

Namun, mantan pengacara SEC, Marc Fagel, menyatakan bahwa SEC tidak menulis dokumen tersebut dan Ripple telah mengklarifikasi bahwa dokumen itu disusun oleh pihak ketiga yang tidak teridentifikasi. John Deaton juga ikut bergabung dalam percakapan tersebut dan mendukung komentar Fagel.

Menurut Deaton, staf SEC tidak menulis dokumen tersebut, melainkan pihak ketiga yang mengirimkan analisis mereka ke SEC. Deaton menambahkan bahwa dokumen itu ditulis pada tanggal 13 Juni 2018, sehari sebelum William Hinman menyatakan Bitcoin dan Ethereum sebagai non-sekuritas.

Perkembangan ini telah memicu kehebohan dalam gugatan Ripple, karena dokumen internal SEC ini memiliki potensi untuk mempengaruhi hasil kasus tersebut. Namun, masih perlu ditelusuri lebih lanjut mengenai asal-usul dan keabsahan dokumen tersebut dalam proses hukum yang sedang berlangsung.