JAKARTA - Toyota Motor Corp mengumumkan pada Jumat 12 Mei bahwa data kendaraan sebanyak 2,15 juta pengguna di Jepang, atau hampir seluruh basis pelanggan yang mendaftar untuk platform layanan cloud utamanya sejak 2012, telah tersedia untuk umum selama satu dekade akibat kesalahan manusia.
Insiden ini juga memengaruhi pelanggan merek mewah mereka, Lexus, dan terjadi saat produsen mobil terbesar di dunia dalam hal penjualan itu mengembangkan konektivitas kendaraan dan manajemen data berbasis cloud yang dianggap krusial untuk menyediakan fitur-fitur seperti pengemudi otonom dan kecerdasan buatan.
Permasalahan ini dimulai pada November 2013 dan berlangsung hingga pertengahan April, karena kesalahan manusia yang menyebabkan sistem cloud diatur sebagai publik daripada pribadi, kata seorang juru bicara Toyota. Data yang terdampak mungkin meliputi lokasi kendaraan dan nomor identifikasi perangkat kendaraan, tetapi tidak ada laporan penggunaan yang jahat, kata perusahaan tersebut.
"Kurangnya mekanisme deteksi aktif, dan kegiatan untuk mendeteksi keberadaan atau ketiadaan hal-hal yang menjadi publik," kata juru bicara tersebut sebagai tanggapan atas pertanyaan mengapa membutuhkan waktu lama untuk menyadari kesalahan tersebut.
Toyota mengatakan akan memperkenalkan sistem untuk mengaudit pengaturan cloud, membentuk sistem untuk terus memantau pengaturan tersebut, dan secara menyeluruh mengedukasi karyawan tentang aturan penanganan data.
Pelanggan yang terdampak termasuk mereka yang mendaftar untuk layanan T-Connect yang menyediakan berbagai layanan, termasuk bantuan pengemudi berbasis suara kecerdasan buatan (AI), koneksi otomatis ke pusat panggilan untuk pengelolaan kendaraan, dan dukungan darurat dalam kasus kecelakaan lalu lintas atau penyakit mendadak.
Pengguna layanan G-Link untuk pemilik kendaraan Lexus juga terdampak.
BACA JUGA:
Komisi Perlindungan Informasi Pribadi Jepang telah diberitahu tentang insiden ini, kata seorang pejabatnya, tetapi menolak memberikan detail lebih lanjut, sesuai dengan kebijakannya untuk tidak memberikan komentar mengenai insiden individual.
Toyota mengatakan langkah-langkah untuk memblokir akses luar ke data telah diambil setelah masalah ini terungkap, dan sedang dilakukan investigasi terhadap semua lingkungan cloud yang dikelola oleh Toyota Connected Corp.
Bocornya data pribadi secara besar-besaran terkadang terjadi di Jepang. Pada Maret, operator seluler NTT DoCoMo mengatakan data hingga 5,29 juta pelanggan mungkin telah bocor melalui perusahaan yang menjadi mitra kerja mereka.
Insiden ini menjadi salah satu tantangan tambahan bagi Koji Sato, yang baru-baru ini menggantikan Akio Toyoda sebagai CEO Toyota pada 1 April. Sejak menjabat, Sato telah menghadapi masalah uji keamanan di afiliasi Toyota, Daihatsu, dan menerima proposal dari tiga manajer aset Eropa untuk meningkatkan keterbukaan mengenai kegiatan lobi perusahaan terkait.