Bagikan:

JAKARTA - Waymo memperluas layanan robotaxinya di Phoenix dan San Francisco untuk menarik pelanggan baru, menghasilkan lebih banyak pendapatan, dan membuktikan bahwa mobil otonom bukanlah sekadar tren mahal belaka. Di Phoenix, mobil otonom Waymo akan mencakup total 180 mil persegi atau sekitar dua kali lipat dari peta saat ini dan empat kali lipat dari daerah yang dilayani ketika mereka pertama kali meluncurkan operasi ride-hailing pada 2020.

Dua area layanan yang berbeda, Downtown Phoenix dan komunitas East Valley di Tempe, Gilbert, Mesa, dan Chandler, akan terhubung untuk pertama kalinya. Mobil otonom Waymo juga akan melayani kota Scottsdale yang dikenal dengan resor spa dan lapangan golfnya.

Waymo juga menambahkan tempat pick-up baru di Bandara Sky Harbor Phoenix yang dianggap penting untuk potensi penghasilan. Dan kini Waymo memungkinkan hingga empat penumpang di kendaraan otonomnya. Di San Francisco, perusahaan kini mencakup seluruh semenanjung dan mengoperasikan layanan robotaxi gratis 24/7. Meski demikian, sektor timur laut kota, termasuk Fisherman's Wharf dan North Beach, masih hanya dapat diakses oleh Trusted Testers Waymo yang merupakan karyawan dan tamu yang telah mendaftar untuk menguji coba fitur tertentu.

Namun, bisnis mengoperasikan layanan robotaxi akan tetap sulit selama ada pembatasan di mana kendaraan dapat beroperasi. Layanan yang dikemudikan manusia seperti Uber dan Lyft tidak memiliki pembatasan semacam itu. Selain itu, pelanggan bisa menjadi mudah beralih ke layanan lain yang menjanjikan waktu tunggu lebih singkat dan sedikit batasan di tempat mereka dapat melakukan perjalanan.

Waymo berharap dapat mulai membebankan biaya perjalanan di San Francisco setelah mendapatkan izin untuk melakukannya dari Komisi Utilitas Publik California. Secara keseluruhan, kedua kota tersebut mewakili sebagian besar operasi Waymo saat ini.

"Kami sudah melayani 10.000 perjalanan sepenuhnya otonom dengan penumpang umum setiap minggu," kata kepala produk Waymo Saswat Panigrahi, dikutip The Verge. "Saya ingin menjelaskan bahwa itu adalah penumpang eksternal; itu tidak termasuk perjalanan yang kami tawarkan kepada karyawan kami sendiri."

Kedatangan berita ini juga bersamaan dengan kota San Francisco yang berjuang menghadapi peningkatan jumlah kendaraan otonom di jalanan mereka. Selain Waymo, Cruise dari GM juga mengoperasikan armada kecil kendaraan otonom sebagai bagian dari layanan ridehail.

Namun, belakangan ini, ada sejumlah insiden, termasuk jalan yang terblokir dan bus tertabrak dari belakang, yang membuat beberapa pejabat meminta perusahaan-perusahaan tersebut untuk melambatkan rencana ekspansinya.

Namun demikian, Waymo menegaskan bahwa kendaraannya terus mengalami peningkatan dan bahwa kesalahan di masa lalu tidak akan diulang oleh armada taksi berkecerdasan buatan (AI) milik perusahaan tersebut. "Sekarang, sebagai bagian dari penyebaran kendaraan yang sepenuhnya otonom, jelas ada pembelajaran tambahan yang kami tanggapi, dan kami akan menempatkan keselamatan pada posisi terdepan, terutama," kata Panigrahi.

Baru-baru ini, kabut di San Francisco membuat lima kendaraan otonom Waymo berhenti, menyebabkan kemacetan kecil, menurut The Washington Post. Para pejabat dari agensi transportasi kabupaten telah menulis kepada regulator, menyerukan agar perusahaan-perusahaan yang menyediakan mobil otonom memperlambat rencana ekspansinya. Mereka mengutip insiden terbaru yang melibatkan kendaraan otonom yang berhenti dan menghalangi lalu lintas serta menghalangi petugas penanggulangan keadaan darurat.

"Kami sedang membahas situasi unik di mana, misalnya, perilaku yang ideal dalam situasi yang berpotensi tidak aman terkadang adalah menepi ke kanan," kata Panigrahi. "Itulah yang Anda inginkan supir yang kompeten lakukan."