Peneliti Gunakan AI untuk Perjelas Gambar Lubang Hitam yang Pertama Kali Ditemukan
FOTO: Event Horizon Telescope (EHT)

Bagikan:

JAKARTA - Peneliti astrofisika merilis gambar lubang hitam pertama yang pernah terlihat dengan versi terbaru ditingkatkan berkat Kecerdasan Buatan (AI).

Lubang hitam itu terletak di pusat galaksi M87, jaraknya 53 juta tahun cahaya dari Bumi. Satu tahun cahaya adalah 5,8 triliun mil. Pada 2017, kolaborasi Event Horizon Telescope (EHT) mengumpulkan data tentang M87.

Data itu kemudian digunakan untuk membuat gambar lubang hitam, menunjukkan cahaya dan gas yang berputar-putar seperti donat berwarna oranye ketika ditampilkan dalam gambar yang dirilis 2019.

Sekarang, para peneliti telah menggunakan AI yang dijuluki Pemodelan Interferometrik Komponen Utama (PRIMO) dan dikembangkan oleh anggota kolaborasi EHT, untuk memperbaiki kejelasan gambar serta menghasilkan resolusi penuh dari lubang hitam tersebut, pertama kalinya.

PRIMO menyediakan cara untuk mengkompensasi informasi hilang tentang objek yang diamati, biasanya diperlukan untuk menghasilkan gambar yang akan terlihat menggunakan satu teleskop radio raksasa.

Namun, hal itu bergantung pada pembelajaran kamus, cabang pembelajaran mesin yang memungkinkan komputer menghasilkan aturan berdasarkan set besar materi pelatihan.

“Dengan teknik pembelajaran mesin baru kami, PRIMO, kami dapat mencapai resolusi maksimum dari rangkaian saat ini. Karena kita tidak dapat mempelajari lubang hitam dari dekat, detail gambar memainkan peran penting dalam kemampuan kita untuk memahami perilakunya," ungkap penulis utama Lia Medeiros dari Institute for Advanced Study, dalam sebuah pernyataan.

"Lebar cincin pada gambar sekarang lebih kecil sekitar dua faktor, yang akan menjadi kendala kuat untuk model teoretis dan pengujian gravitasi kami," imbuhnya.

Para ahli menggambarkan teknologi pembelajaran mesin serta gambar baru dalam makalah berjudul, "Gambar Lubang Hitam M87 yang Direkonstruksi dengan PRIMO", diterbitkan dalam The Astrophysical Journal Letters.

“Kami menggunakan fisika untuk mengisi bagian data yang hilang dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan pembelajaran mesin,” kata Medeiros.

"Ini bisa memiliki implikasi penting untuk interferometri, yang berperan dalam bidang-bidang dari exo-planet hingga obat-obatan," sambungnya.

Dengan memiliki gambaran yang lebih jelas, para peneliti berharap dapat mempelajari lebih lanjut tentang sifat dan gravitasi lubang hitam dalam studi selanjutnya, seperti dikutip dari The Independent, Sabtu, 15 April.

Medeiros menambahkan, tim nya juga berencana untuk menggunakan pembelajaran mesin pada gambar benda langit lainnya, termasuk kemungkinan lubang hitam di pusat galaksi Bima Sakti.