JAKARTA - Para ilmuwan meluncurkan gambar pertama Sagitarius A*, lubang hitam atau black hole supermasif di pusat galaksi Bima Sakti kita.
Gambar bersejarah Sagitarius A* (atau disingkat Sgr A*) berasal dari Event Horizon Telescope, serangkaian observatorium di seluruh planet yang terkenal karena menangkap cakrawala peristiwa lubang hitam di Messier 87 (M87) pada 2019.
Gambar tersebut mengonfirmasi keberadaan lubang hitam dan memberikan detail lebih lanjut tentang cara kerja objek luar angkasa yang ekstrem ini. Sgr A* membelokkan semua cahaya di sekitarnya, itulah sebabnya mengapa terlihat sangat mirip dengan M87.
Diambil dalam gelombang radio submilimeter, gambar itu mengungkapkan memang ada lubang hitam yang tertanam di jantung Bima Sakti, memakan gas hidrogen apa pun yang tersedia.
Dengan adanya gambar lubang hitam anyar ini juga merupakan terobosan teknologi besar-besaran setelah bertahun-tahun mencoba menangkap Sgr A*, yang jauh lebih kecil dari M87.
Hal itu membuatnya sulit untuk secara akurat memvisualisasikan gas yang mencambuk di sekitar lubang, karena mengorbit dalam hitungan menit, sedangkan gas M87 membutuhkan waktu berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.
Melansir Engadget, Jumat, 13 Mei, sementara itu, objeknya juga sangat besar dengan 4 juta kali lebih besar dari Matahari, rekan M87 miliaran kali lebih besar.
BACA JUGA:
Tentu saja para ilmuwan membutuhkan jaringan observatorium radio Event Horizon Telescope untuk menghasilkan citra selama beberapa malam. Mereka mengembangkan alat pencitraan baru, dan menggunakan campuran kekuatan superkomputer (untuk menganalisis dan menggabungkan data) dan simulasi lubang hitam guna membantu membandingkan temuan mereka.
Proyek ini membutuhkan waktu lima tahun untuk diselesaikan, termasuk 100 juta jam waktu superkomputer di National Science Foundation AS.
Akhirnya, gambar lubang hitam ini membantu umat manusia melihat pusat galaksi, yang berjarak sekitar 27.000 tahun cahaya, sekaligus membantu mempelajari lubang hitam secara umum.
Sekarang, para astronom dapat membandingkan gambar dua lubang hitam yang berbeda untuk menyempurnakan model mereka tentang bagaimana contoh supermasif ini berperilaku.
Pemahaman yang lebih baik tentang perilaku gas dapat membentuk pemahaman tentang bagaimana galaksi terbentuk dan berevolusi. Data cincin cahaya juga sejalan dengan prediksi berdasarkan Teori Relativitas Umum. Para ilmuwan berharap untuk gambar dan video yang lebih rinci dari Sgr A* dan lubang hitam lainnya bisa didapat dalam waktu dekat.