JAKARTA - CEO Twitter Inc Elon Musk mengatakan pada Rabu 12 April bahwa perusahaan media sosial tersebut "mendekati titik impas," karena sebagian besar pengiklan telah kembali dan upaya pemotongan biaya yang agresif mulai membuahkan hasil setelah adanya pemecatan massal.
Musk, dalam wawancara dengan BBC yang disiarkan langsung di Twitter Spaces, mengatakan Twitter memiliki sekitar 1.500 karyawan sekarang. Ini sebuah penurunan tajam dari "hampir 8.000 anggota staf" yang dimilikinya sebelum dia mengambil alih media sosial itu pada Oktober lalu.
Twitter telah ditandai dengan kekacauan dan ketidakpastian sejak akuisisi senilai 44 miliar dolar AS (Rp652 triliun) oleh Musk, karena pemecatan massal juga termasuk banyak insinyur yang bertanggung jawab atas perbaikan dan mencegah gangguan layanan, kata sumber kepada Reuters.
Pekan lalu, Twitter mengalami bug yang mencegah ribuan pengguna mengakses tautan, ini merupakan gangguan besar keenam sejak awal tahun ini, menurut kelompok pengawas internet NetBlocks.
Musk mengakui beberapa kesalahan, termasuk gangguan terbaru, tetapi mengatakan hal itu tidak berlangsung lama.
Dia mengatakan Twitter berada dalam situasi arus kas negatif sebesar 3 miliar dolar AS (Rp45 triliun) dan harus mengambil tindakan drastis, merujuk pada pemecatan massal dalam skala besar.
"Kuartal ini kami bisa menjadi arus kas positif jika segalanya berjalan dengan baik," kata Musk dalam wawancara yang menarik lebih dari 3 juta pendengar. Ia menambahkan bahwa perusahaan saat ini memiliki jumlah pengguna tertinggi sepanjang masa.
BACA JUGA:
Namun faktanya, Twitter telah terkena penurunan besar dalam iklan sejak akuisisinya oleh Musk.
Musk telah mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh sifat siklus pengeluaran iklan dan beberapa di antaranya "politik." Dia mengatakan pada Rabu lalu bahwa sebagian besar pengiklan telah kembali.
Miliarder yang juga menjalankan produsen mobil listrik Tesla dan perusahaan roket SpaceX, mengatakan bahwa dia tidak memiliki orang dalam pikiran untuk menggantikannya sebagai CEO Twitter.
Musk telah menghadapi pemeriksaan dari investor Tesla tentang jumlah waktu yang dia habiskan untuk menjalankan platform media sosial dan sebelumnya mengatakan akhir tahun ini akan menjadi "waktu yang tepat" untuk mencari CEO Twitter yang baru.