Bagikan:

JAKARTA - Beberapa waktu lalu, Twitter terlihat membatasi pengguna ke platform Substack, mulai dari memblokir pengguna Substack untuk menyematkan tweet ke dalam cerita, memblokir keterlibatan (like dan retweet) pada tweet yang mengandung tautan ke Substack, hingga menerapkan pembatasan yang sama pada tweet dari akun resmi Substack.

Tak selang beberapa lama, CEO Twitter Elon Musk akhirnya buka suara tentang masalah tersebut. Dalam tweetnya, Musk bersikeras bahwa Twitter tidak pernah memblokir tautan ke postingan Substack.

Meskipun pada kenyataannya, Twitter menampilkan peringatan bahwa tautan ke Substack mungkin tidak aman. "Substack mungkin berisi tautan jahat yang mencoba mencuri informasi pribadi Anda atau bahkan mungkin berisi konten kekerasan atau menyesatkan," isi peringatan tersebut.

"Tautan Substack tidak pernah diblokir. Pernyataan Matt salah," ujar Musk, ketika membalas suatu tweet dari Matt Taibbi, yang juga merupakan seorang penulis atau jurnalis dari Amerika tentang Twitter memblokir tautan ke Substack.

Menurut beberapa laporan, sepertinya apa yang dilakukan oleh Twitter kepada Substack ini karena platform saingannya itu meluncurkan fitur "Notes" yang mirip dengan Twitter. Namun, Musk menuduh Substack mencoba mengunduh informasi dari Twitter untuk membantu membangun fitur baru ini.

"Substack mencoba mengunduh sebagian besar database Twitter untuk mem-bootstrap klon Twitter mereka, jadi alamat IP mereka jelas tidak dapat dipercaya," katanya dalam tweet yang sama.

Menanggapi pernyataan Musk, salah satu pendiri Substack Chris Best menyangkalnya, dan menulis bahwa meskipun Substack telah menggunakan API Twitter selama bertahun-tahun, dia tidak percaya mereka melakukan sesuatu yang dilarang.

“Kami percaya bahwa kami mematuhi persyaratan, tetapi jika mereka memiliki masalah khusus, kami ingin mengetahuinya! Kami akan dengan senang hati menangani masalah apa pun,” tulis Best.