JAKARTA - Twitter Inc tidak berniat untuk mem-PHK karyawan di seluruh perusahaan tetapi kemungkinan dapat terus merestrukturisasi bisnis. Pernyataan itu muncul dari perusahaan media sosial asal AS itu pada Rabu, 13 Juli.
Pengajuan itu dilakukan sehari setelah Twitter menggugat Kepala Eksekutif Tesla Inc, Elon Musk, karena melanggar kesepakatan senilai 44 miliar dolar AS (Rp659 triliun) untuk membeli perusahaan. Twitter meminta pengadilan Delaware untuk memerintahkan orang terkaya di dunia menyelesaikan merger dengan harga 54,20 dolar AS perse saham yang disepakatinya dengan Twitter.
Twitter juga mengatakan pada Rabu lalu bahwa pihaknya sudah mengirim Musk permintaan resmi untuk menyetujui dua program retensi karyawan yang disesuaikan pada bulan Juni, tetapi dia belum memberikan persetujuannya.
Musk sendiri tidak segera menanggapi permintaan komentar ketika dihubungi Reuters, melalui Tesla. Sebelumnya, Musk keberatan untuk melanjutkan akuisisi Twitter karena perusahaan itu enggan mengungkap jumlah sebenarnya akun bot dan spam. Musk juga keberatan Twitter mengurangi karyawannya secara besar-besaran.
BACA JUGA:
Karyawan Twitter juga telah menyatakan keprihatinan yang luas tentang usaha Musk mengambil alih perusahaan karena preferensinya untuk memotong jumlah karyawan dan biaya lainnya, serta mengurangi moderasi konten, dan membatasi pekerjaan jarak jauh.
Pada bulan Mei, Twitter mengatakan akan menghentikan sementara perekrutan dan meninjau semua tawaran pekerjaan yang ada untuk menentukan apakah ada yang "harus ditarik kembali."