Bagikan:

JAKARTA - Para peneliti menemukan dua dari 27 Bulan milik Uranus mungkin menjadi tuan rumah lautan. Disebut Ariel dan Miranda, bulan ini menambahkan plasma ke lingkungan luar angkasa melalui mekanisme yang tidak diketahui serta misterius.

Dalam sebuah studi baru yang dipimpin oleh Johns Hopkins Applied Physics Laboratory (APL) di Laurel, Maryland, para peneliti menganalisis kembali partikel energik berusia hampir 40 tahun dan data medan magnet yang diambil oleh pesawat ruang angkasa Voyager 2 milik NASA.

Voyager 2 merupakan satu-satunya pesawat ruang angkasa sejauh ini yang telah pergi ke Uranus. Hasil penelitian mereka belum lama dipublikasikan di jurnal Geophysical Research Letters.

Mereka menemukan, salah satu atau kedua Bulan memiliki lautan di bawah permukaan esnya dan secara aktif memuntahkan material, yang mungkin melalui gumpalan.

“Tidak jarang pengukuran partikel energetik menjadi cikal bakal penemuan dunia samudra,” ungkap ilmuwan antariksa di APL dan penulis utama studi baru tersebut, Ian Cohen, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari laman Johns Hopkins APL, Selasa, 28 Maret.

Cohen dan rekan-rekannya menyelami kembali data partikel dari instrumen Low-Energy Charged Particle (LECP) buatan APL yang berada di Voyager 2, dan mereka menemukan sesuatu yang aneh, adanya populasi partikel energik terperangkap.

“Yang menarik adalah bahwa partikel-partikel ini sangat terbatas di dekat ekuator magnetik Uranus. Gelombang magnet di dalam sistem biasanya akan menyebabkan mereka menyebar di garis lintang, tetapi semua partikel ini terjepit di dekat ekuator antara Bulan Ariel dan Miranda," jelas Cohen.

Para peneliti awalnya mengaitkan fitur-fitur ini dengan kemungkinan Voyager 2 terbang melalui aliran plasma yang disuntikkan dari ekor jauh magnetosfer planet. "Injeksi biasanya memiliki penyebaran partikel yang jauh lebih luas daripada yang diamati," kata Cohen.

Setelah mempertimbangkan, mereka menyimpulkan partikel tersebut kemungkinan besar berasal dari Bulan terdekat.

Peneliti menduga partikel muncul dari Ariel atau Miranda melalui semburan uap yang serupa dengan yang terlihat di Bulan milik Saturnus, Enceladus atau melalui sputtering, sebuah proses di mana partikel berenergi tinggi menghantam permukaan, mengeluarkan partikel lain ke luar angkasa.

Apapun, pemodelan menunjukkan mekanisme pemberian energi akan sama di mana aliran konstan partikel mengalir dari Bulan ke ruang angkasa, di mana mereka menciptakan gelombang elektromagnetik.

Gelombang tersebut mempercepat sebagian kecil partikel menjadi energi yang dapat dideteksi oleh LECP. Proses ini, menurut peneliti, membuat partikel yang dilihat oleh LECP begitu sempit terperangkap.

Namun, dengan hanya satu pengamatan di wilayah tersebut dan tidak ada data tentang komposisi plasma atau pengukuran rentang penuh gelombang elektromagnetik di dalamnya, tidak ada cara untuk menentukan sumber partikel secara pasti.

Meski begitu, para peneliti telah menduga lima Bulan terbesar Uranus, termasuk Ariel dan Miranda mungkin memiliki lautan di bawah permukaan. Gambar Voyager 2 dari kedua Bulan itu menunjukkan tanda-tanda fisik pelapisan ulang geologis, termasuk kemungkinan letusan air yang membeku di permukaan.

“Data tersebut konsisten dengan potensi yang sangat menarik dari adanya bulan laut yang aktif di sana. Kami selalu dapat melakukan pemodelan yang lebih komprehensif, tetapi sampai kami memiliki data baru, kesimpulannya akan selalu terbatas," tutur Cohen.