Bagikan:

JAKARTA - Berkembangnya teknologi digital membawa dampak signifikan bagi perkembangan industri hiburan. Salah satu teknologi terbaru yang tengah ramai diperbincangkan adalah metaverse, sebuah dunia virtual yang diharapkan bisa menyediakan pengalaman interaktif yang lebih mendalam bagi pengguna.

Meskipun saat ini minat terhadap metaverse tampaknya mengalami penurunan, sebuah laporan baru-baru ini mengungkapkan bahwa China berusaha keras untuk menjadi negara terdepan dalam teknologi ini.

Dengan investasi besar pada teknologi pendukung seperti kecerdasan buatan (AI), realitas virtual (VR), dan augmented reality (AR), China diyakini mampu menempatkan dirinya sebagai pusat metaverse dan jaringan 6G global pada tahun 2023.

Meskipun minat pada metaverse tampaknya menurun di seluruh dunia, China masih berusaha untuk menjadi pemimpin dalam industri ini. Berdasarkan laporan dari Globaldata, China berusaha untuk melampaui negara-negara Barat dalam hal teknologi metaverse, karena negara tersebut akan terus menginvestasikan dana dalam teknologi yang terkait dengan industri ini.

Laporan tersebut menyatakan bahwa pentingnya China dalam teknologi aksesoris ini akan memungkinkannya untuk menjadi pusat metaverse. Laporan tersebut menyatakan: "Penekanan yang semakin meningkat pada VR, AR, AI, dan 6G bertujuan untuk melampaui kemajuan di Barat dan menempatkan China sebagai pusat global untuk metaverse."

Selain itu, Globaldata percaya bahwa terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa China akan terus berinvestasi dalam teknologi realitas virtual dan kecerdasan buatan dengan tujuan mempromosikan perkembangan ekonomi negara. Beberapa provinsi dan kota di China juga telah mempresentasikan rencana untuk menjadi pusat teknologi metaverse, termasuk Shanghai dan Zhejiang.

Meskipun metaverse umumnya dikaitkan dengan perangkat lunak dan perangkat keras yang didedikasikan untuk konsumen, laporan mengusulkan bahwa metaverse di China kemungkinan akan lebih berfokus pada industri dan manfaat yang dapat diperoleh dari teknologi tersebut dalam proses industri.

Kementerian Industri dan TI China baru-baru ini merilis laporan tentang aplikasi teknologi VR dan metaverse ke dalam proses industri, menunjukkan bagaimana teknologi ini dapat dicampurkan secara efisien. Globaldata memprediksi bahwa metaverse akan lebih dihargai daripada teknologi lain karena kemungkinan yang dihadirkannya.

"Investasi China dalam teknologi terkait metaverse akan menyoroti nilai metaverse dibandingkan dengan pengalaman satu kali seperti media sosial, game, atau e-commerce," tulis keterangan Globaldata dikutip dari Bitcoin.com News.

Namun, meskipun perkiraan menempatkan nilai sektor metaverse sebesar 376  miliar dolar AS pada tahun 2025, tahun 2023 digambarkan sebagai tahun di mana investasi dalam metaverse akan mengalami fase penurunan, sebagai hasil dari "menurunnya minat, hambatan ekonomi, dan kematangan teknologi yang memungkinkannya".