Bagikan:

JAKARTA - Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) dilaporkan sedang menyelidiki bursa kripto Kraken atas dugaan pelanggaran penawaran sekuritas yang tidak terdaftar. Namun, token atau penawaran kripto apa yang menjadi fokus investigasi belum jelas.

Investigasi oleh SEC dilaporkan sudah berada pada tahap lanjut dan ada kemungkinan akan segera terselesaikan. Jatuhnya FTX pada akhir tahun lalu menempatkan industri kripto di bawah pengawasan ketat oleh SEC, dan tindakan apa pun yang diambil terhadap Kraken mungkin memiliki dampak luas.

Penyelesaian dengan SEC mungkin memaksa perusahaan kripto lain untuk menegosiasikan peraturan dengan regulator. SEC telah berulang kali menyatakan bahwa mayoritas token yang diperdagangkan adalah sekuritas dan harus tunduk pada peraturan mereka. Investigasi oleh SEC tidak selalu mengarah pada tindakan penegakan hukum, tetapi dapat mengakibatkan sanksi dan konsekuensi lain bagi perusahaan dan individu yang terkait.

Data pasar menunjukkan bahwa Kraken, bursa kripto terbesar ketiga di dunia dengan volume perdagangan harian lebih dari 650 juta dolar AS (setara Rp9,8 triliun) secara global, memiliki kantor pusat di San Francisco. Kraken mengklaim mendukung lebih dari 185 mata uang kripto yang berbeda, tetapi jumlah mata uang kripto yang benar-benar dapat diperdagangkan oleh pelanggan di Amerika Serikat belum jelas.

Bukan yang pertama

Ini bukan pertama kalinya Kraken terlibat dalam perselisihan dengan pihak berwenang. Pada akhir tahun 2017, Kraken menyelesaikan kasus dengan Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan mengenai pelanggaran sanksi AS terhadap Iran. Dalam kesepakatan tersebut, Kraken berkomitmen untuk membayar lebih dari 360.000 dolar AS (setara Rp5,4 miliar) dan berinvestasi sebesar 100.000 dolar AS (sekitar RP1,5 miliar) untuk memastikan kepatuhan terhadap sanksi.

Sementara itu, SEC juga sedang menyelidiki saingan Kraken, Coinbase Global Inc, untuk penawaran token. Dalam pengaduan terhadap mantan karyawan Coinbase dan dua orang lain, SEC telah mengidentifikasi sejumlah token sebagai sekuritas, tetapi belum menuduh Coinbase melanggar peraturan.

Kraken baru-baru ini juga menutup operasi di Abu Dhabi setelah beroperasi kurang dari setahun. Sebelumnya, perusahaan ini berhenti beroperasi di Jepang karena permintaan mata uang kripto yang melemah dan lingkungan peraturan yang semakin ketat. Dengan penyelidikan SEC yang masih berlangsung, Kraken tampaknya masih berada dalam situasi ketidakpastian.