JAKARTA - Kyodo News melaporkan pada Sabtu 4 Februari bahwa Pemerintah Jepang akan mulai membatasi ekspor peralatan manufaktur semikonduktor canggih ke China pada musim semi setelah mengubah undang-undang valuta asing untuk memungkinkan perubahan tersebut,.
Peraturan baru tersebut tidak akan menyebutkan China secara khusus dalam upaya untuk mengurangi risiko pembalasan oleh Beijing, tanpa menyebutkan dari mana memperoleh informasi tersebut.
Pemerintah Jepang melakukan itu karena alasan keamanan nasional dan pertimbangan hubungan diplomatik dengan negara-negara lain. Ada kekhawatiran bahwa teknologi tersebut dapat digunakan untuk tujuan militer oleh China atau diteruskan ke negara lain yang tidak bertanggung jawab.
BACA JUGA:
Hal ini juga merupakan bagian dari upaya global untuk membatasi ekspor teknologi penting ke China. Pemerintah Jepang berharap membatasi ekspor ini dapat membantu mencegah masalah keamanan nasional dan memperkuat posisi diplomatik Jepang dalam hubungan dengan China dan negara-negara lain.
Jepang dan Belanda telah setuju untuk bergabung dengan Amerika Serikat dalam menghentikan pengiriman peralatan manufaktur semikonduktor yang diproduksi oleh perusahaan seperti Nikon Corp dan ASML Holdings dalam upaya untuk menghentikan China mengembangkan dan membuat chip canggih yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan militernya.
Namun, hanya Washington yang mengakui keberadaan kesepakatan itu, dan belum merilis rincian peralatan apa yang akan dibatasi.