JAKARTA - Match Group Inc pada Rabu 1 Februari bergabung dalam daftar perusahaan AS yang terus memangkas pekerjaan atau PHK karyawan untuk mengendalikan biaya setelah mengumumkan rencana untuk memberhentikan sekitar 8% tenaga kerjanya, atau sekitar 200 karyawan. Ini dikarenakan pengeluaran untuk aplikasi kencannya kini terus melambat.
Perusahaan memberikan perkiraan pendapatan triwulanan yang lesu sehari sebelumnya yang disebabkan oleh ekonomi yang sulit, dolar yang menguat, dan eksekusi produk yang buruk "signifikan" di Tinder. Penundaan produk juga melanda aplikasi Hinge-nya pada saat persaingan meningkat dari saingannya Bumble Inc.
“PHK terutama di berlakukan bidang-bidang seperti perekrutan,” kata perusahaan itu dalam email. Pemotongan telah terjadi di Amerika Serikat dan sedang diterapkan di negara lain.
Match mengeluarkan sekitar 3 juta dolar AS dalam bentuk pesangon dan biaya serupa selama kuartal keempat dan mengatakan pihaknya mengharapkan biaya tambahan sekitar 6 juta dolar AS pada tahun 2023. Menurut mereka langkah tersebut akan membantu meningkatkan margin pada paruh kedua tahun ini. Sementara saham Match yang berbasis di Texas turun 7,7%.
BACA JUGA:
PHK tersebut terjadi ketika perusahaan teknologi lain dari Microsoft Corp hingga Amazon.com Inc kehilangan puluhan ribu pekerjaan untuk bersiap menghadapi kemungkinan resesi.
"Selain pemotongan, kami memperkirakan Match akan lebih menekankan pada pemasaran merek Tinder dan Hinge, area inti pertumbuhan untuk 2023," kata analis CFRA Research, Angelo Zino, dikutip Reuters.
Match, yang mengandalkan iklan dari mulut ke mulut, mengatakan Tinder akan meluncurkan kampanye pemasaran global pertamanya pada kuartal ini untuk meningkatkan persepsi merek.
Menurut data Refinitiv, mereka memperkirakan pendapatan kuartal pertama antara 790 juta dolar AS dan 800 juta dolar AS, lebih rendah dari perkiraan analis 817,3 juta dolar AS. Perusahaan juga melaporkan penurunan pendapatan triwulanan pertama kalinya.