JAKARTA - Perusahaan induk aplikasi kencan Tinder, Hinge dan OkCupid, Match Group Inc sepertinya akan tetap bertahan di toko aplikasi Google, dengan menawarkan sistem pembayaran alternatif.
Dilaporkan pertama kali oleh Wall Street Journal, Match Group beberapa waktu lalu mengajukan keluhan terhadap Google yang menuduh perusahaan tersebut memonopoli pasar secara ilegal untuk mendistribusikan aplikasi.
Menurut Match Group, Google mewajibkan pengembang aplikasi untuk menggunakan sistem penagihan Google sendiri dan kemudian mengambil potongan hingga 30 persen untuk setiap pembelian dalam aplikasi.
BACA JUGA:
Match Group kemudian meminta perintah penahanan sementara terhadap Google, tetapi kembali menarik permintaannya pada Jumat lalu setelah Google membuat beberapa konsesi.
Berdasarkan perjanjian sementara mereka, Google diklaim akan mengizinkan aplikasi Match Group untuk tetap berada di Play Store dan tidak akan menghapusnya karena menyertakan sistem pembayaran alternatif.
Selain itu, raksasa pencarian tersebut juga telah setuju melakukan itikad baik untuk mengatasi masalah Match dengan Layanan Penagihan Google Play. Match Group, pada gilirannya, akan berusaha menawarkan sistem penagihan Google sebagai opsi kepada konsumen.
Terakhir, alih-alih membayar Google komisi atas pembelian dalam aplikasi yang terjadi di luar sistem pembayaran perusahaan, Match Group membentuk dana escrow 40 juta dolar AS setara Rp586 miliar.
Mulai 1 Juli, Match akan melacak biaya yang biasanya harus dibayar Google. Dana tersebut akan tetap di tempatnya sampai kedua belah pihak pergi ke pengadilan April mendatang.
Namun, setelah pengumuman Match Group, Google menuduh perusahaan tersebut menerbitkan siaran pers yang menyesatkan dan salah mengartikan persyaratan perjanjian mereka.
"Klaim Match Group bahwa mereka tidak dapat mengintegrasikan sistem penagihan Google Play karena tidak memiliki fitur utama, dan bertentangan dengan fakta bahwa Match Group telah secara proaktif sudah berhasil menggunakan penagihan Play di lebih dari 10 aplikasinya," ungkap Google seperti dikutip dari Engadget, Minggu, 22 Mei.
Ditambahkan Google, mereka juga akan mengajukan gugatan balik terhadap Match Group karena melanggar Perjanjian Distribusi Pengembangnya sebelum uji coba pada 2023 mendatang.