JAKARTA - SpaceX membawa solusi dengan menggunakan Crew Dragon untuk mengevakuasi astronot jika dalam keadaan darurat yang kini berada di pesawat ruang angkasa Soyuz milik Rusia, dan berlabuh di International Space Station (ISS).
Dalam pengumumannya, NASA menyatakan Crew Dragon yang saat ini merapat ke ISS dapat digunakan untuk mengakut astronot kembali ke Bumi, hanya jika terjadi keadaan darurat lagi.
Sebelumnya, Soyuz mengalami kebocoran sistem pendingin pada Desember lalu sebagai akibat serangan mikro-meteorit. Setelah peristiwa yang cukup menghebohkan ini, badan antariksa internasional termasuk NASA dan Roscosmos bekerja sama untuk memulangkan astronot dengan aman.
Rencana mereka awalnya akan menggunakan pesawat Soyuz pengganti yang diluncurkan bulan ini. Namun, mengingat bencana atau keadaan darurat selalu mengintai yang mengharuskan para astronot di ISS dievakuasi segera, rencana itu harus kembali dipikirkan ulang.
Biasanya, astronot di ISS akan dievakuasi dengan kendaraan yang mereka tumpangi ke sana seperti Soyuz, tetapi berkaca dari peristiwa itu, hal tersebut tidak dapat dipastikan apakah kendaraan aman untuk perjalanan pulang.
Di samping itu, masalah terbesar adalah di mana ketika Soyuz tanpa pendingin ia bisa menjadi terlalu panas saat melewati atmosfer bumi. Sebabnya, ada rencana di mana Soyuz yang rusak akan kembali ke Bumi tanpa awak, dan para astronot dipulangkan dengan Soyuz yang baru.
BACA JUGA:
Kemudian dalam ide evakuasi darurat, rencananya astronot NASA Frank Rubio akan melakukan perjalanan dengan Crew Dragon bersama empat anggota Crew-5, sementara kosmonot Rusia Sergey Prokopyev dan Dmitri Petelin akan pulang dengan Soyuz yang mengalami kebocoran sistem pendingin.
"Yang ingin kami lakukan adalah mengurangi beban panas di Soyuz, jadi dengan menghapus Rubio dari Soyuz, Anda menghilangkan sepertiga dari beban panas manusia,” jelas manajer program Stasiun Luar Angkasa Internasional di NASA, Joel Montalbano dalam sebuah konferensi pers kemarin, seperti dikutip dari The Verge, Rabu, 1 Februari.
Dia menekankan, ide ini hanya akan diperlukan dalam situasi darurat. NASA juga bekerja sama dengan SpaceX untuk memeriksa apakah kendaraan Crew Dragon yang ada akan aman untuk membawa lima awak, bukan empat, termasuk memeriksa aliran udara, suplai oksigen, dan dipastikan bisa mendarat dengan aman.
Meski sepertinya rencana darurat ini tidak diperlukan, para pejabat NASA menekankan mereka hanya ingin bersiap untuk skenario apa pun yang dapat terjadi sambil menunggu pengganti Soyuz tiba di ISS.