Ilmuwan Ciptakan Kulit Buatan yang Punya Kemampuan Lebih dari Kulit Manusia
Para ilmuwan berhasil menciptakan jenis kulit buatan baru. (foto: dok. unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Sejauh ini, kulit manusia yang paling memiliki indera terhebat, tetapi para ilmuwan berhasil menciptakan yang jauh lebih baik dari itu dengan jenis kulit buatan baru.

Sebuah tim ilmuwan dari Nanyang Technological University di Singapura membuat kulit tiruan responsif ganda untuk tidak hanya mendeteksi tekanan yang diterapkan oleh suatu objek, tetapi juga pendekatan objek tersebut.

Teknologi ini memiliki berbagai aplikasi potensial yang berkaitan dengan elektronik generasi mendatang, termasuk antarmuka manusia-mesin dan robot.

“Kulit manusia harus menyentuh sesuatu untuk mengetahui apa yang ada di sana, dan hanya bisa membedakan kelembutan atau kekerasan suatu benda. Kami ingin kulit buatan kami memiliki lebih banyak fungsi," ungkap asisten profesor Yifan Wang dari Nanyang Technological University di Singapura

Bahkan tanpa menyentuh objek, kulit buatan Wang dan rekan-rekannya dapat merasakan jika benda itu berada di dekatnya dan juga dapat membedakan beberapa petunjuk tentang jenis bahan pembuatnya.

"Kita bisa tahu apakah itu sepotong logam, plastik atau beberapa bahan biologis. Tidak seperti kulit manusia yang merasakan sebagian besar informasi dari tindakan menyentuh, kulit buatan ini juga memperoleh informasi kognitif kaya yang dikodekan dalam operasi tanpa sentuhan atau pendekatan," ujar Wang.

"Pekerjaan ini dapat mengarah pada teknologi persepsi robotik generasi mendatang yang lebih unggul dari sensor taktil yang ada," tambahnya.

Kulit terdiri dari dua lapisan luar kain konduktif yang dilapisi dengan nikel untuk berfungsi sebagai elektroda. Ini mengelilingi spons berpori yang direndam dalam cairan ionik, yang merupakan garam dalam keadaan cair yang berfungsi sebagai saluran listrik. Kedua lapisan bertindak sebagai kapasitor, menyimpan energi listrik dalam medan listrik.

Ion dalam spons meningkatkan kinerja kapasitor, yang secara efektif mengukur seberapa jauh jarak antara dua lapisan elektroda berubah. Kemampuan untuk mendeteksi pergeseran kecil itulah yang mendasari bagaimana kulit buatan dapat mendeteksi bahwa ia telah menyentuh sesuatu.

Performa penginderaan kapasitor, yang diklaim Wang antara 10 dan 100 kali lebih sensitif daripada kapasitor standar, berarti ia juga mampu mendeteksi perubahan yang sangat kecil pada medan listrik di sekitar kulit, memungkinkannya untuk merasakan ketika objek berada di dekatnya.

Terlebih lagi, perubahan halus itu dapat membantunya mengidentifikasi jenis material apa yang terbuat dari objek terdekat. Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Small.

Para ilmuwan telah menguji kulit dengan berbagai cara, termasuk menggulir layar elektronik, menavigasi dengan peta, dan memanipulasi karakter video gim virtual, dikutip dari NewScientist, Kamis, 26 Januari.

Wang berpikir kulit dapat bekerja pada jari robot untuk memungkinkan robot pabrik lebih memahami objek mana yang harus diambil dan mana yang harus ditinggalkan tanpa harus memegangnya, serta berguna untuk prostesis.