Bagikan:

JAKARTA - Adani Enterprises Limited (AEL) dari India mengumumkan pada Selasa 17 Januari bahwa mereka telah menandatangani perjanjian dengan Ashok Leyland dan Ballard Power Kanada untuk meluncurkan proyek percontohan dalam  mengembangkan sel bahan bakar hidrogen truk listrik (fuel cell electric truck /FCET) untuk logistik dan transportasi pertambangan.

Proyek yang dipimpin oleh Adani, akan memastikan Ballard memasok mesin sel bahan bakar, sementara pembuat truk India Ashok Leyland akan menyediakan kendaraan dan dukungan teknis untuk proyek tersebut.

“FCET dijadwalkan akan diluncurkan di India pada tahun 2023,” kata Adani Group dalam rilisnya yang dikutip Reuters.

Hidrogen, dibuat dengan memisahkan air dengan proses listrik yang disebut elektrolisis, dapat digunakan sebagai bahan bakar. Jika perangkat yang melakukan itu, elektroliser, ditenagai oleh energi terbarukan, produknya disebut hidrogen hijau.

Dalam sepuluh tahun ke depan, Grup Adani yang dipimpin oleh orang terkaya di Asia Gautam Adani, memiliki rencana untuk menginvestasikan lebih dari 50 miliar dolar AS (Rp 755 triliun) dalam hidrogen hijau dan ekosistem terkait untuk kapasitas hingga 3 juta ton hidrogen hijau setiap tahun.

Pemerintah India baru-baru ini menyetujui rencana insentif sebesar 174,9 miliar rupee (Rp 31,8 triliun) untuk mempromosikan hidrogen hijau dan telah menetapkan target konsumsi hidrogen hijau untuk beberapa industri awal bulan ini.

Perusahaan India seperti Reliance Industries, Indian Oil, NTPC, Adani, JSW Energy, ReNew Power dan Acme Solar punya rencana besar untuk hidrogen hijau.

Adani memiliki kerja sama dengan perusahaan energi Prancis TotalEnergies sebagai bagian dari kesepakatan untuk membentuk proyek hidrogen hijau baru di India. India sendiri berencana untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2070.