Bagikan:

JAKARTA - Jagat maya sering kali menjadi sarang hoaks, terutama di Indonesia karena penggunaan Internet dengan jumlah yang cukup tinggi. Terlebih, sebentar lagi akan dilaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Wakabareskrim Asep Edi Suheri meminta bersama-sama mampu mewujudkan ruang digital Indonesia yang sehat, bersih dan produktif. Hal tersebut sangatlah penting.

Karena, berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna Internet Indonesia di 2022 cukup tinggi, mencapai 76,36 persen atau sekitar 210 juta orang, dari total penduduk Indonesia sebanyak 275 juta orang.

Selanjutnya berdasarkan data Hootsuite Digital Report pada 2022, pengguna aktif di Internet juga cukup tinggi, yaitu sebanyak 69,6 persen atau 191,4 juta orang.

"Sebab itu, penguatan keamanan ruang digital menjadi salah satu kewajiban, terlebih tahapan Pemilu 2024 sudah berjalan," ujar Asep saat konferensi pers pembaruan MoU dalam rangka membuat ruang digital lebih bersih saat Pemilu 2024 di Kantor Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Januari.

Asep menambahkan, tentunya ruang digital menjadi wadah bagi para calon untuk mempromosikan dirinya karena mampu menyalurkan informasi secara cepat dan mudah, memungkinkan masyarakat berinteraksi secara langsung.

"Namun, yang perlu mendapatkan perhatian, bagaimana ruang digital ini betul-betul dimanfaatkan secara bertanggung jawab," kata Asep.

Salah satu yang perlu mendapatkan catatan, berdasarkan survei Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada 2019, ditemukan 67,2 hoaks atau berita bohong adalah terkait isu politik yang didominasi di media sosial. "Ini harus menjadi pembelajaran bersama," tegas Asep.

Menkominfo Johnny G. Plate juga menuturkan, saat ini pihaknya sudah melakukan tindakan untuk menghalau hoaks di jagat maya.

"Hingga saat ini Kominfo telah menutup 11 streaming TV radikal, 86 URL dan hingga hari ini informasi yang terkait dengan hoaks sudah dilakukan penutupan atau penanganan konten sebanyak 1321 hoaks," ungkap Johnny.

Di samping itu, Johnny meninta pada saat Pemilu 2024, media sosial jangan sampai diisi dengan informasi yang terkait hoaks atau disinformasi.

"Pemilu 2024 nanti jangan sampai diisi dengan propaganda, disinformasi serta ujaran kebencian di ruang lingkup digital. Maka dengan jadwal kampanye yang lebih singkat, ruang digital harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin," tutup Johnny.