Teleskop Webb Temukan Harta Karun di Kutub Ekliptika Utara
Galaksi di Kutub Ekliptika Utara (foto: dok. NASA, Rolf A. Jansen (ASU), Alyssa Pagan (STScI))

Bagikan:

JAKARTA - Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) kembali unjuk gigi dengan menampilkan galaksi yang sebelumnya tidak terlihat di area langit yang dijuluki Kutub Ekliptika Utara.

Galaksi itu berhasil terungkap berkat para peneliti dari Program Prime Extragalactic Areas for Reionization and Lensing Science (PEARLS), mereka juga menyoroti sejumlah galaksi yang berinteraksi.

Peneliti mengatakan, tampak ribuan galaksi pada gambar tersebut termasuk beberapa galaksi yang sangat jauh, ditangkap oleh Near-Infrared Camera Webb atau NIRCam dan Kamera Lanjutan Teleskop Luar Angkasa Hubble. Ini hanyalah sebagian dari survei PEARLS, tetapi hasilnya cukup mengejutkan.

“Gambar-gambar Teleskop Webb benar-benar fenomenal, benar-benar di luar mimpi terliar saya. Mereka memungkinkan kita mengukur kerapatan jumlah galaksi yang bersinar hingga batas inframerah yang sangat redup dan jumlah total cahaya yang dihasilkannya," ujar penulis utama penelitian tersebut, Rogier Windhorst dari Arizona State University dalam sebuah pernyataan.

"Cahaya ini jauh lebih redup daripada langit inframerah yang sangat gelap yang diukur di antara galaksi-galaksi itu," imbuhnya.

Melansir Space, Rabu, 21 Desember, lokasi Kutub Ekliptika Utara juga dapat dipantau kapan saja sepanjang tahun dan tidak terhalang Matahari saat Teleskop Webb mengorbit.

Teleskop juga dapat melihat apa yang muncul di langit itu, peluang yang menjanjikan untuk para peneliti lain yang berfokus pada bagaimana objek berubah seiring waktu.

“Pemantauan semacam itu akan memungkinkan penemuan objek variabel waktu seperti supernova yang meledak jauh dan gas akresi terang di sekitar lubang hitam di galaksi aktif, yang seharusnya dapat dideteksi hingga jarak yang lebih jauh dari sebelumnya,” tutur astronom Anton Koekemoer di STScI, yang mengoperasikan JWST, dan anggota tim PEARLS.

Program PEARLS berfokus pada pelensaan gravitasi objek di latar belakang gugus galaksi dan itu sangat masif sehingga melengkungkan ruang-waktu, memperbesar cahaya dari objek di belakangnya.

Beberapa yang menarik dipelajari oleh PEARLS, termasuk piringan akresi yang terbentuk di sekitar lubang hitam supermasif di pusat galaksi, dan sepasang galaksi tumpang tindih yang disebut sistem galaksi VV 191.

Kemudian ada juga beberapa galaksi yang sangat tua dengan pergeseran cahaya merah yang sangat tinggi, yakni cahaya yang telah melakukan perjalanan selama hampir 13,5 miliar tahun.

“Saya terpesona oleh gambar PEARLS pertama. Sedikit yang saya tahu, ketika saya memilih bidang ini di dekat Kutub Ekliptika Utara, itu akan menghasilkan harta karun berupa galaksi jauh, dan bahwa kita akan mendapatkan petunjuk langsung tentang proses pembentukan dan pertumbuhan galaksi," ungkap rekan penulis Rolf Jansen.

"Saya bisa melihat aliran, ekor, cangkang, dan lingkaran cahaya bintang di pinggirannya, sisa-sisa bahan penyusunnya," tambahnya.