Bagikan:

JAKARTA - NASA baru saja meluncurkan misi pertamanya untuk memantau sumber daya air bersih dari luar angkasa yang dijuluki Surface Water and Ocean Topography (SWOT).

Misi SWOT diluncurkan dari Space Launch Complex 4E di Vandenberg Space Force Base di California, Amerika Serikat (AS) pada Jumat 16 Desember , pukul 3:46 pagi PT.

Satelit SWOT diluncurkan dengan menunggangi roket SpaceX, Falcon 9. Namun apa tujuan NASA untuk meluncurkan misi ini?

Misi tersebut tidak hanya untuk mengamati lautan tetapi juga sumber daya air bersih seperti danau dan sungai, bahkan termasuk di lokasi terpencil sekalipun, menjadikannya misi pertama yang memantau dari luar angkasa.

Terlebih, SWOT dapat mengamati kedalaman air agar mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang lokasi aliran air di seluruh planet.

Memahami aliran air di seluruh dunia penting untuk memahami dampak perubahan iklim dan untuk memantau perubahan iklim lebih dekat.

"Laut yang memanas, cuaca ekstrem, kebakaran hutan yang lebih parah, ini hanyalah beberapa konsekuensi yang dihadapi umat manusia akibat perubahan iklim," ungkap Administrator NASA , Bill Nelson dalam sebuah pernyataan.

“Krisis iklim membutuhkan pendekatan menyeluruh, dan SWOT adalah realisasi dari kemitraan internasional jangka panjang yang pada akhirnya akan membekali masyarakat dengan lebih baik sehingga mereka dapat menghadapi tantangan ini," imbuhnya.

Melansir Digital Trends, Senin, 19 Desember, SWOT akan dapat memantau sumber daya air tawar di lebih dari 90 persen di permukaan bumi, mencakup wilayah global setidaknya sekali setiap 21 hari.

Dengan menggunakan instrumen berbasis radar yang disebut interferometer radar Ka-band, atau KaRIn, SWOT dapat mengamati area permukaan yang luas sekaligus.

Mampu mengamati sebagian besar permukaan pada resolusi yang lebih tinggi memungkinkan pemantauan sumber daya air tawar yang lebih akurat.

“Kami sangat ingin melihat SWOT beraksi. Satelit ini mewujudkan bagaimana kita meningkatkan kehidupan di Bumi melalui sains dan inovasi teknologi," tutur direktur NASA Earth Science Division, Karen St. Germain.

"Data yang akan diberikan oleh inovasi sangat penting untuk lebih memahami bagaimana udara, air, dan ekosistem Bumi berinteraksi, serta bagaimana manusia dapat berkembang di planet kita yang terus berubah," tambahnya.