Bagikan:

JAKARTA – Setelah memasuki mode aman secara tidak terduga pada 24 April, NASA kini mengumumkan bahwa Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) sudah beroperasi dengan normal sejak Jumat, 3 Mei.

Satelit pencari exoplanet itu bahkan sudah kembali mengobservasi luar angkasa. Tak hanya mencari exoplanet, TESS juga mengamati luar angkasa untuk mengungkap berbagai fenomena kosmik seperti lubang hitam yang menghancurkan bintang.

Selama memperbaiki TESS, tim operasi berhasil menemukan penyebab aktifnya mode aman secara otomatis. Dijelaskan di situs web resmi NASA, roda reaksi dari satelit gagal mengeluarkan momentum dengan benar sehingga mode aman terpicu.

Aktivitas ini seharusnya dilakukan secara rutin untuk menjaga satelit tetap stabil dan berorientasi dengan benar. Keadaan ini juga diperburuk dengan sistem propulsi yang belum diberi tekanan ulang sejak peristiwa mode aman yang pertama.

TESS memang memasuki mode aman beberapa kali dan yang pertama terjadi pada 8 April. Saat itu, observasi mendadak terganggu dan satelit memasuki mode aman. Meski TESS berhasil dihidupkan kembali, tim operasi masih belum mengetahui penyebabnya.

Hingga saat ini, tim operasi masih menyelidiki penyebab terjadinya mode aman pada 8 April. Jika penyebabnya sudah ditemukan, mereka akan merilis hasil penyelidikannya dan menjadikannya sebagai alat mitigasi kerusakan saat TESS kembali bermasalah.

TESS merupakan satelit pemantau lingkungan tata surya yang diluncurkan sejak tahun 2018. Satelit ini seharusnya sudah berhenti beroperasi, tetapi programnya diperpanjang dan satelitnya ditugaskan dengan misi yang lain.

Pada tahun 2020, TESS sibuk memantau seluruh objek di luar angkasa untuk mencari exoplanet. Satelit ini juga memperhatikan berbagai objek antariksa yang mengalami perubahan kecerahan, baik itu asteroid, bintang, hingga galaksi selain Bima Sakti.