JAKARTA – Pada awal bulan April, Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) memasuki mode aman secara tidak terduga. Satelit milik NASA ini sempat diperbaiki, tetapi sistemnya kembali berubah ke mode aman.
Satelit ini berhenti berfungsi pada Selasa, 23 April lalu dan membuat operasi sainsnya terhenti untuk sementara waktu. Saat ini, tim teknisi dari NASA sedang berusaha mengembalikan sistemnya ke mode normal agar observasi planet bisa dilakukan lagi.
Perbaikan ini sepertinya membutuhkan waktu yang cukup lama jika berkaca pada peristiwa mode aman yang pertama. Para teknisi membutuhkan waktu sekitar sembilan hari untuk mengaktifkan kembali fungsi dari satelit observasi tersebut.
Selama upaya perbaikan dilakukan, NASA berusaha menghidupkan seluruh instrumen TESS dan menyelamatkan data observasinya. Lembaga negara itu akan, "mengunduh data sains yang dikumpulkan sebelumnya dan disimpan dalam perekam misi."
Hingga saat ini, NASA masih menyelidiki penyebab dari peristiwa mode aman yang pertama. Dengan terjadinya peristiwa memasuki mode aman yang kedua, tugas dari tim pengembangan akan bertambah karena mereka harus menyelidiki lebih banyak hal.
NASA mengatakan bahwa penyebab utamanya sedang didalami, baik pada kejadian yang pertama maupun yang kedua. Mereka akan mencari tahu apakah dua peristiwa TESS yang memasuki mode aman berkaitan.
SEE ALSO:
TESS merupakan satelit yang diluncurkan sejak tahun 2018 untuk memantau lingkungan tata surya selama dua tahun. Misi dari satelit ini sebenarnya sudah berakhir, tetapi operasinya masih berlanjut karena TESS ditugaskan untuk misi lainnya.
Sejak tahun 2020, fokus TESS berubah. Pesawat ini sibuk mencari exoplanet dan memantau seluruh objek di luar angkasa yang mengalami perubahan kecerahan, baik itu asteroid, bintang, maupun galaksi. Atas operasinya, satelit ini berhasil menemukan 66 exoplanet.