Satelit Militer AS Muncul Kembali Setelah 25 Tahun Menghilang
Ilustrasi satelit S73-7 muncul setelah lama menghilang (foto: dok. Millennium Space Systems)

Bagikan:

JAKARTA – Satelit Infra-Red Calibration Balloon, biasa disebut dengan kode S73-7, merupakan satelit Angkatan Luar Angkasa AS (USSF) yang hilang selama 25 tahun. Setelah lama menghilang, satelit ini muncul kembali.

Dilansir dari laporan Space, S73-7 berhasil ditemukan menggunakan data pelacakan USSF. Satelit ini ditemukan pada 25 April lalu, tetapi tidak ada informasi yang jelas seperti bagaimana satelit ini ditemukan dan apakah satelit ini akan kembali menghilang.

S73-7 merupakan satelit eksperimental yang diluncurkan melalui misi Uji Luar Angkasa USSF pada 10 April 1974. Satelit berukuran 66 sentimeter ini menggunakan sistem Hexagon. Rencananya, selama berada di orbit, S73-7 akan dikendalikan oleh satelit KH-79 Hexagon.

Sayangnya, target S73-7 untuk kalibrasi peralatan pengindraan jarak jauh gagal dilakukan karena satelit tersebut tidak mencapai orbit. Satelit ini menghilang dari radar dan kabarnya masuk ke dalam kuburan sampah antariksa sehingga sulit untuk ditemukan.

Rupanya, ini bukan kali pertama S73-7 muncul kembali dan terdeteksi oleh USSF. Jonathan McDowell, Ahli Astrofisika dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, mengatakan bahwa satelit tersebut pernah ditemukan pada tahun 1990, lalu hilang kembali.

Menurut McDowell, satelit ini memiliki permukaan radar yang sangat rendah sehingga sulit dideteksi. Selain itu, USSF mungkin tidak bisa mendeteksi S73-7 karena bagian yang mereka deteksi bukan logam yang berfungsi, melainkan bagian yang sudah mati.

"Masalahnya adalah ia mungkin memiliki penampang radar yang sangat rendah," kata McDowell kepada Gizmodo. "Mungkin yang mereka (USSF) lacak adalah bagian dari balon yang tidak mengembang dengan benar, sehingga bukan logam dan tidak terlihat jelas di radar.”

Faktor lainnya yang membuat S73-7 sulit untuk ditemukan adalah lingkungannya yang ramai. Saat ini, terdapat puluhan ribu objek yang mengapung di orbit. Meski sensor optik yang ada di Bumi bisa mendeteksi jenis satelit, hal ini sulit untuk dilakukan.

Data dari satelit yang terdeteksi harus dicocokkan dengan satelit lainnya yang berada di jalur yang sama. Namun, mengingat jumlah objek di orbit mencapai 20.000, pencarian satelit S73-7 akan memakan banyak waktu dan bisa menjadi upaya yang sia-sia.

"(jika) tidak terlalu banyak objek yang memiliki orbit serupa, maka hal tersebut mungkin akan mudah untuk dicocokkan,” jelas McDowell. "Jika ruang parameternya sangat ramai, dan Anda sudah lama tidak melihatnya, maka tidak mudah untuk mencocokkannya."

Jika satelit S73-7 akan hilang untuk yang ketiga kalinya, satelit ini tidak akan memengaruhi pengamatan satelit lain atau rencana demonstrasi teknologi lainnya dari USSF. McDowell pun mengatakan bahwa hilangnya satu atau dua objek satelit bukan masalah yang besar