Teleskop James Webb Temukan Galaksi Paling Awal Berusia 400 Juta Tahun
Galaksi Paling Awal di Alam Semesta (foto: dok. NASA, ESA, CSA)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah penelitian baru mengungkapkan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) telah menemukan beberapa galaksi tertua, yang diperkirakan berusia 13,4 miliar tahun. Penemuan ini terjadi berkat para astronom internasional yang memanfaatkan data teleskop raksasa itu.

Namun, NASA mengatakan ini adalah penelitian rilis awal, artinya belum ditinjau oleh rekan sejawat, tetapi ada indikasi tentang jenis penemuan apa yang dilakukan dengan Teleskop Webb

Para astronom menggunakan data dari program survei JWST Advanced Deep Extragalactic Survey (JADES), sebuah kolaborasi internasional yang memanfaatkan instrumen Teleskop Webb untuk mengamati area langit yang sama dengan sebelumnya dicitrakan Hubble di Ultra Deep Field.

Mereka menemukan, cahaya dari galaksi-galaksi ini membutuhkan waktu lebih dari 13,4 miliar tahun untuk mencapai Bumi, karena galaksi-galaksi tersebut berusia kurang dari 400 juta tahun setelah Big Bang.

Data sebelumnya dari Teleskop Webb menunjukkan adanya calon galaksi awal atau setara dengan bayi tersebut dan target telah dikonfirmasi dengan memperoleh pengamatan dari dua instrumen di Teleskop Webb, yakni Near Infrared Camera (NIRCam) dan Near-Infrared Spectrograph (NIRSpec).

Pengamatan itu berguna untuk memecah cahaya dari galaksi awal menjadi panjang gelombang berbeda. Ini menunjukkan sidik jari yang berbeda untuk setiap galaksi, membantu memastikan itu sebenarnya adalah galaksi awal, bukan galaksi terdekat.

Sidik jari itu terlihat dalam cahaya yang dipancarkan dari galaksi redup. Program JADES dimulai dengan NIRCam, memakan waktu lebih dari 10 hari untuk mengamati lapangan dalam sembilan warna inframerah yang berbeda, dan menghasilkan gambar langit yang indah.

Wilayah ini 15 kali lebih besar dari gambar inframerah terdalam yang dihasilkan oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble, bahkan lebih dalam dan lebih tajam pada panjang gelombang ini.

Gambar itu hanya seukuran manusia yang muncul jika dilihat dari jarak satu mil. Namun, itu dipenuhi dengan hampir 100.000 galaksi, masing-masing tertangkap pada suatu saat dalam sejarahnya, miliaran tahun yang lalu.

Dari gambar-gambar ini, galaksi-galaksi di alam semesta awal dapat dibedakan dari aspek warna multi-wavelength gelombangnya. Cahaya diregangkan dalam panjang gelombang saat alam semesta mengembang, dan cahaya dari galaksi termuda ini telah diregangkan hingga 14 kali lipat.

Para astronom mencari galaksi redup yang terlihat dalam inframerah tetapi cahayanya tiba-tiba terputus pada panjang gelombang kritis, hal ini karena adanya ekspansi alam semesta.

Kemudian, tim JADES menjelajahi gambar Teleskop Webb untuk mencari kandidat unik ini dengan menggunakan instrumen NIRSpec, untuk periode pengamatan tunggal yang mencakup tiga hari dengan total 28 jam pengumpulan data.

Tim JADES mengumpulkan cahaya dari 250 galaksi redup, agar para astronom dapat mempelajari pola yang dicetak pada spektrum oleh atom di setiap galaksi. Ini menghasilkan pengukuran tepat pergeseran merah setiap galaksi dan mengungkap sifat gas serta bintang di galaksi tersebut.

Empat dari galaksi yang dipelajari sangat istimewa, karena terungkap berada pada zaman awal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hasilnya memberikan konfirmasi spektroskopik bahwa keempat galaksi ini terletak pada pergeseran merah di atas 10, termasuk dua galaksi pada pergeseran merah 13.

Hal ini sesuai dengan waktu ketika alam semesta berusia sekitar 330 juta tahun, menetapkan batas baru dalam pencarian galaksi yang sangat jauh. Galaksi-galaksi itu sangat redup karena jaraknya yang sangat jauh dari Bumi.

Melansir Fox News, Senin, 12 Desember, tahun depan, JADES akan melanjutkan studi mendetail tentang bidang lain, kali ini berpusat pada Hubble Deep Field yang ikonik.