Bagikan:

JAKARTA – Teleskop Luar Angkasa James Webb milik NASA diluncurkan pada Desember 2021 lalu. Meski baru berusia empat tahun, teleskopp ini berhasil memberikan banyak pengetahuan baru bagi manusia.

NASA membutuhkan waktu selama 30 tahun untuk mengembangkan wahana tersebut, terlebih lagi James Webb merupakan teleskop paling besar dan paling kuat yang beroperasi di antariksa. Teleskop ini dibuat untuk menjelajahi tata surya.

Tak hanya menjelajahi, James Webb juga mengamati atmosfer exoplanet untuk mencari tanda-tanda kehidupan alien, menyelidiki kedalaman tata surya, dan mencari tahu bintang serta galaksi pertama yang terbentuk di alam semesta.

Berdasarkan hasil pengamatan James Webb, yang telah didalami oleh para ilmuwan sejauh ini, galaksi tertua adalah galaksi yang terbentuk saat alam semesta diperkirakan berusia 300 juta tahun.

Galaksi ini memiliki 400 juta kali massa Matahari sehingga diyakini sebagai salah satu galaksi tertua. Namun, ada beberapa keanehan yang membuat para ilmuwan ragu dengan usia galaksi tersebut.

Biasanya, semakin besar sebuah galaksi, semakin banyak juga debu yang dimilikinya. Kumpulan debu ini membuat galaksi terlihat berwarna merah karena menyerap cahaya biru, tetapi galaksi tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda yang diharapkan.

James Webb menunjukkan bahwa galaksi tua ini sangat terang, masif, terlihat sangat biru, dan tidak ada tanda-tanda debu. Tidak diketahui mengapa galaksi ini tidak dipenuhi debu. Menurut dugaan sementara, debu-debunya hancur karena radiasi dari bintang.

Selain menemukan tanda-tanda galaksi tertua, James Webb membuat para ilmuwan menyadari bahwa galaksi tertua memiliki unsur kimia yang tidak biasa. Mereka mengandung nitrogen yang jumlahnya sangat besar, bahkan lebih banyak dari yang ada di Matahari.

Penemuan menarik berikutnya dari Teleskop James Webb adalah galaksi redup. Dengan mengamati galaksi yang sulit terlihat, para ilmuwan bisa memahami bahwa beberapa galaksi memasuki fase akhir pembentukan hingga akhirnya berhenti membentuk bintang.

Dari banyaknya galaksi redup yang diamati, mayoritas galaksi tersebut memancarkan lebih dari empat kali lipat partikel cahaya. Kemungkinan besar, galaksi-galaksi ini memiliki peranan yang cukup penting dalam mengakhiri zaman kegelapan kosmis.