Audi Stop Cuitan dan Iklan di Twitter Setelah Ketidakjelasan Kebijakan Elon Musk
Perusahaan pembuat mobil asal Jerman, Audi, telah menghentikan semua aktivitasnya di Twitter (foto: twitter @AudiOfficial)

Bagikan:

JAKARTA – Perusahaan pembuat mobil asal Jerman, Audi, telah menghentikan semua aktivitasnya di Twitter hingga pemberitahuan lebih lanjut. Keputusan mereka ini dilaporkan oleh media Jerman, WirtschaftsWoche, melaporkan pada Rabu, 23 November, yang mengutip sumber perusahaan.

Awal bulan ini, Volkswagen, yang memiliki Audi bersama dengan merek VW, Seat, Cupra, Lamborghini, Bentley, Ducati dan Porsche, juga mengatakan telah merekomendasikan mereka menghentikan sementara iklan berbayar di Twitter sampai pemberitahuan lebih lanjut. Hal ini dilakukan menyusul pengambilalihan platform media sosial oleh Elon Musk, akhir Oktober lalu.

 Audi sendiri belum mau berkomentar tentang laporan itu. Namun akun Twitter Audi sendiri belum menge-tweet sejak 1 November setelah sebelumnya men-tweet hampir setiap hari.

Ini menjadi pukulan baru bagi Twitter setelah banyak perusahaan juga menghentikan iklan dan aktivitasnya di platform microblogging itu.

Bahkan perusahaan periklanan dan pemasaran Omnicom Group Inc  juga telah merekomendasikan agar klien mereka menghentikan iklan mereka di Twitter dalam jangka pendek. Hal ini tertuang dalam memo internal mereka yang dilihat oleh Reuters, pekan lalu.

Omnicom melayani lebih dari 5.000 klien di 70 negara, termasuk McDonald's Corp  dan Apple. Memo itu tidak menyebutkan nama klien dan tidak jelas apakah ada yang menghentikan pengeluaran iklan di Twitter, langsung setelah munculnya memo itu.

Langkah tersebut, merupakan bentuk skeptisisme yang berkembang di antara agensi dan merek tentang masa depan situs microblogging sejak akuisisi oleh Elon Musk.

Sementara CEO Tesla ini telah menyalahkan kelompok hak-hak sipil yang melobi pengiklan Twitter untuk memboikot layanan tersebut sampai Musk mengklarifikasi bagaimana dia akan mengendalikan informasi yang salah dan ujaran kebencian pada layanan tersebut untuk penurunan pendapatan “besar-besaran”.