Tuduh Apple Berniat Blokir Twitter di App Store, Elon Musk Nyatakan "Perang"
Meme yang diposting Elon Musk tentang Apple di akun Twitter-nya. (foto: twitter @elonmusk)

Bagikan:

JAKARTA - Elon Musk menuduh Apple Inc  mengancam akan memblokir Twitter Inc dari toko aplikasinya tanpa mengatakan alasannya. Tuduhan itu muncul dalam serangkaian tweet pada Senin 28 November yang juga mengatakan pembuat iPhone telah menghentikan iklan di platform media sosial.

CEO Twitter dan Tesla ini mengatakan Apple menekan Twitter atas tuntutan moderasi konten.

Tindakan tersebut, yang belum dikonfirmasi oleh Apple, bukanlah hal yang aneh karena perusahaan secara rutin menegakkan aturannya dan sebelumnya menghapus aplikasi seperti Gab dan Parler.

Parler, yang populer di kalangan konservatif AS, dipulihkan oleh Apple pada 2021 setelah aplikasi memperbarui konten dan praktik moderasinya.

"Apple sebagian besar menghentikan iklan di Twitter. Apakah mereka membenci kebebasan berbicara di Amerika?" cuit Musk.

Dia kemudian menandai akun Twitter Chief Executive Officer Apple Tim Cook di tweet lain, menanyakan "apa yang terjadi di sini?"

Namun Apple tidak segera menanggapi permintaan komentar dari media tentang tuduhan dari Musk ini.

"Tidak jelas bagi saya seberapa jauh ide itu masuk ke dalam rantai makanan Apple dan tanpa mengetahuinya, tidak jelas seberapa serius mengambil semua ini," kata Randal Picker, seorang profesor di University of Chicago Law School.

Menurut perusahaan pengukuran iklan Pathmatics, Apple sebelumnya telah menghabiskan sekitar 131.600 dolar AS (Rp 2 miliar) untuk iklan Twitter antara 10 November dan 16 November. Jumlah ini turun dari 220.800 dolar AS (Rp 3,4 miliar) antara 16 Oktober dan 22 Oktober, seminggu sebelum Musk menutup kesepakatan dengan Twitter.

 Pada kuartal pertama tahun 2022, Apple adalah pengiklan teratas di Twitter, yang menghabiskan 48 juta dolar AS (Rp 752,3 miliar) dan menyumbang lebih dari 4% dari total pendapatan untuk periode tersebut. Ini dilaporkan oleh Washington Post yang, mengutip dokumen internal Twitter.

Twitter sendiri tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari laporan tersebut.

Perang

Di antara daftar keluhan yang di-tweet oleh Musk adalah biaya hingga 30% yang dibebankan Apple kepada pengembang perangkat lunak untuk pembelian dalam aplikasi. Musk bahkan memposting meme yang menunjukkan bahwa dia bersedia "berperang" dengan Apple daripada membayar komisi.

Biaya tersebut telah menuai kritik dan tuntutan hukum dari perusahaan seperti Epic Games,  sekaligus menarik pengawasan regulator secara global.

Komisi tersebut dapat membebani upaya Musk untuk meningkatkan pendapatan berlangganan di Twitter, yang sebagian untuk menebus eksodus pengiklan karena masalah moderasi konten.

Perusahaan dari General Mills Inc hingga pembuat mobil mewah Audi of America telah berhenti atau menghentikan sebagian iklan mereka di Twitter sejak akuisisi. Musk juga mengatakan awal bulan ini bahwa Twitter telah mengalami penurunan pendapatan "besar-besaran".

Pendapatan dari iklan sendiri menyumbang sekitar 90% dari pemasukan Twitter selama ini. Musk juga menyalahkan kelompok aktivis karena menekan pengiklan di media sosial itu.

Ben Bajarin, kepala teknologi konsumen di firma riset Creative Strategies, mengatakan bahwa Musk mungkin terlalu banyak membaca proses reguler yang dilakukan Apple dalam peninjauan aplikasi.

"Tinjauan aplikasi dari Apple tidak sempurna dengan cara apa pun dan proses yang membuat frustrasi secara konsisten bagi pengembang, tetapi dari apa yang saya dengar, ini adalah percakapan dua arah," katanya.