Google Dituduh Bayar Rp5,6 Triliun Agar Penerbit Gim Tak Buat Aplikasi Seluler di Luar Play Store
ILUSTRASI/ Google Play Store / dok. Android Blog

Bagikan:

JAKARTA - Epic Games pekan ini dalam pengajuan pengadilan menjelaskan tuduhannya terkait Google yang membayar perusahaan gim agar tidak meluncurkan toko aplikasi mereka sendiri.

Toko aplikasi alternatif semacam itu akan menghindari Google Play Store dan komisi penjualan 30 persennya. Karena komisi itu, Epic Games juga menuntut Google, tapi kemudian raksasa mesin pencari ini menendang Fortnite dari toko aplikasinya.

Dalam pertarungan hukum yang berbeda dan sedang berlangsung, Epic Games mengklaim Google membayar Activision Blizzard sebanyak 360 juta dolar AS setara Rp5,6 triliun untuk mempertahankan versi Android dari gimnya seperti Candy Crush eksklusif di Play Store selama tiga tahun.

Google juga diduga mengadakan kesepakatan serupa dengan Nintendo, Ubisoft, dan pembuat League of Legends Riot Games. Perusahaan dikatakan membayar Riot 30 juta dolar AS setara Rp470 miliar untuk kesepakatan satu tahun.

Karena perbuatan Google ini, Epic Games menganggap sentralitas Play Store ke platform Android sebagai monopoli. Tuduhan tersebut berasal dari versi baru gugatan antitrust terhadap Google.

Dikutip dari TechSpot, Sabtu, 19 November, melalui laman Twitter-nya, EVP dan COO urusan perusahaan Activision Blizzard, Lulu Cheng Meservey dengan tegas membantah pernyataan Epic Games, dia mengatakan Activision Blizzard telah menyampaikan kesaksian dan dokumen yang melawan tuduhan tersebut.

Tuduhan Epic Games mengutip komunikasi internal Google yang menyebutkan kesepakatan untuk membayar perusahaan gim itu guna mencegah persaingan ke Play Store.

Google mempertimbangkan untuk membeli sebagian atau seluruh Epic Games untuk melawan gugatannya. Rencananya itu dijuluki Project Hug, juga melibatkan mitra pembayaran untuk postingan YouTube dan memberi mereka kredit untuk iklan Google dan layanan cloud.

Tapi Epic Games, dalam keluhan yang baru diubah diajukan minggu lalu itu menuduh kesepakatan Project Hug dirancang untuk mencegah pengembang membuka toko pesaing atau mendistribusikan aplikasinya di luar Play Store.

Google menolak tuduhan Epic Games, menyatakan kepada The Verge bahwa program seperti Project Hug tidak mencegah pengembang membuat toko aplikasi mereka sendiri.