Jadi Aplikasi Paling Kaya, TikTok Laris Manis di Q3 2022
TikTok membuktikan dirinya mampu sebagai aplikasi pertama yang terus tumbuh di dunia (foto: dok. tiktok)

Bagikan:

JAKARTA - TikTok membuktikan dirinya mampu sebagai aplikasi pertama yang terus tumbuh di dunia, terbukti ia menjadi aplikasi yang paling banyak menghasilkan pendapatan dalam satu kuartal (Q).

Menurut data Sensor Tower, lembaga yang selama ini dikenal dengan riset aplikasinya itu melihat TikTok kembali menjadi aplikasi terlaris di dunia, bahkan ketika pasar sedang mengalami sedikit penurunan.

Laporan ini memang menggabungkan pendapatan TikTok dengan versi China-nya, Douyin. Jadi pendapatan tersebut berasal dari gabungan dua aplikasi yang menawarkan fitur video pendek yang sama, bukan hanya satu.

Baik TikTok dan Douyin di iOS sama-sama mempertahankan posisi sebagai aplikasi non-gim di App Store dan Google Play, dengan pengeluaran konsumen sekitar 914,4 juta dolar AS setara Rp13,9 triliun.

Sementara, Douyin sendiri menghasilkan sekitar 433,5 juta dolar AS setara Rp6,6 triliun dalam pengeluaran konsumen, atau 47 persen dari total penghasilan gabungan,

Di App Store sendiri, TikTok merupakan aplikasi non-gim terlaris nomor satu dan nomor dua di Google Play, di Google One, TikTok menghasilkan lebih dari 300 juta dolar AS setara Rp4,5 triliun pada Q3 di 2022.

Hingga saat ini, aplikasi TikTok dan Douyin telah mengantongi total pendapatan sekitar 6,3 miliar dolar AS setara RpRp95 triliun.

Meski begitu, di pasar aplikasi yang lebih luas, trennya tidak begitu positif. Pengeluaran konsumen untuk pembelian dalam aplikasi, langganan, dan unduhan aplikasi berbayar di App Store dan Google Play turun 4,8 persen dari tahun ke tahun (YoY) menjadi 31,6 miliar dolar AS atau Rp481 triliun di Q3, sementara unduhan aplikasi turun sedikit 1 persen menjadi 35,3 miliar.

Lebih lanjut, App Store terus berkontribusi pada sebagian besar belanja konsumen dua kali lipat dari Google Play. Di Q3, App Store menarik 21,2 miliar dolar AS setara Rp323 triliun, yang turun 2,3 persen YoY dari 21,7 miliar dolar AS setara Rp330 triliun yang terlihat pada kuartal tahun lalu.

Penurunan Google Play bahkan lebih tajam, turun 9,6 persen YoY dari 11,5 miliar dolar AS setara Rp175 triliun menjadi 10,4 miliar dolar AS atau Rp158 triliun.

Melansir TechCrunch, Jumat, 30 September, sayangnya, pemasangan aplikasi turun sedikit. Tetapi karena Google Play bertanggung jawab untuk mendorong unduhan, penurunan hanya hampir 1 persen disebabkan oleh penurunan sebelumnya 2,2 persen menjadi 27 miliar unduhan pada kuartal tersebut.

Tapi App Store sebenarnya telah melihat pemasangan aplikasi tumbuh sebesar 3,8 persen menjadi 8,2 miliar, namun ini tidak dapat membatalkan penurunan Google Play yang lebih besar.

Sekali lagi, TikTok menjadi aplikasi non-gim yang paling banyak diunduh dengan 196,5 juta pemasangan di gabungan kedua toko aplikasi dan di iOS. Tetapi ketika Google Play diperiksa sendiri, Facebook pindah ke tempat nomor satu dengan 150,3 juta pemasangan menggantikan Instagram.