Bagikan:

JAKARTA - Sosial media menjadi alat efektif untuk mempromosikan barang di era digital saat ini. Tak perlu punya toko atau keluarkan dana besar untuk promosi. Cukup posting produk di internet, e-commerce dan sosial media, maka produk laris manis.

"Kita sebagai UMKM mikirin modal saja kadang susah, jadi konten-konten receh, konten-konten yang mungkin gampang untuk di cerna, gampang untuk diingat to the point sama masyarakat itu lebih disukai saat ini,” ujar Fajar Sulihtiawan selaku Praktisi Usaha Kecil Menengah UMKM dan Sosmed dalam diskusi BAKTI Kominfo bertemakan Pemanfaatan TIK Untuk Pendidikan dan Bisnis", dikutip Sabtu 12 Juni.

Menurut Fajar, sejumlah sosial media seperti seperti Facebook, YouTube, Instagram, TikTok menjadi sara yang gemari pasar, terutama generasi muda.

"Anak muda di di Indonesia kebanyakan di TikTok dan di Instagram setahu saya, kalau Facebook, YouTube itu lebih ke general, banyak yang mengikuti, banyak yang memakai cuman untuk saat ini saya lebih cenderung pakai Instagram dan TikTok," jelasnya.

Mempromosikan lewat Instagram, lanjut Fajar, di platform dapat menyebarkan produk  tanpa harus saling berteman terlebih dahulu. Sedangkan jika Facebook harus berteman dulu, dan jika YouTube harus subscribe dulu.

"Di Instagram kita bisa pakai video untuk 10 detik, 15 detik penyampaiannya lebih to the point, TikTok juga kayak gitu, data saat ini memang pengguna YouTube yang paling banyak, namun menurut saya Instagram dan TikTok itu lebih mudah digunakan untuk UMKM," jelasnya lagi.

Ada beberapa poin yang perlu diperhatikan saat promosi di Instagram dan TikTok. Fajar menjelaskan, desain konten memang harus menarik dengan voice over yang bagus untuk menyampaikan pesan didengar. .

"Tapi gak usah konten yang terlalu berat, yang mudah dicerna. Harus juga punya resep yang benar-benar luar biasa biar viral. Kalau kita jual teh dalam gelas di warung mungkin Rp3.000-Rp4.000, kita bisa jual dengan harga Rp9.000 bagaimana caranya, kita tata kontennya, kita tata kemasannya, di ata juga identitasnya, baru kita kombinasikan," jelasnya.

Pada seminar yang sama, Anggota Komisi I DPR RI, Ahmad Rizki Sadiq segmen anak muda bisa menjadi sasaran produk bisnis. Berdasarkan kajian Badan Pusat Statistik di tahun 2019 sampai dengan 2025 akan tumbuh hampir 60 persen komunitas anak muda dari 270 juta rakyat

“Perkembangan teknologi dan tidak mungkin mundur, ini akan maju ke depan. Dulu kalau mau belanja ke supermarket atau ke pasar biasanya membawa dompet, hari ini tidak perlu membawa dompet dan pernah membawa kartu debit cukup menempelkan, sekarang hanya cukup bawa gadget semuanya ada di situ selama saldonya ada," jelas Ahmad Rizki Sadig.