Dipaksa Bayar Royalti ke Penerbit di Kanada, Facebook Berencana Blokir Konten Berita
Facebook tak mau tunduk pada aturan pemerintah Kanada. (foto: dok. pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Facebook membuat peringatan pada Jumat 21 Oktober bahwa anak perusahaan Meta Platform Inc. ini, dapat memblokir berbagi konten berita di platformnya di Kanada. Hal ini dilakukan karena adanya kekhawatiran tentang undang-undang yang akan memaksa platform digital untuk membayar penerbit berita.

Online News Act, yang diperkenalkan pada April lalu di Kanada, telah menetapkan aturan untuk memaksa platform media sosial seperti Facebook dan Google dari Alphabet  untuk menegosiasikan kesepakatan komersial dan membayar penerbit berita untuk konten mereka. Ini adalah langkah yang mirip yang dilakukan oleh pemerintah Australia tahun lalu.

 Undang-undang tersebut sedang dipertimbangkan di komite parlemen, di mana perusahaan media sosial asal AS itu mengatakan belum diundang untuk menyampaikan keprihatinannya.

"Kami percaya Undang-Undang Berita Online salah menggambarkan hubungan antara platform dan penerbit berita, dan kami meminta pemerintah untuk meninjau pendekatannya," kata Marc Dinsdale, kepala kemitraan media di Meta Canada, dalam sebuah posting blog, yang dikutip Reuters.

"Dalam menghadapi undang-undang yang merugikan berdasarkan asumsi palsu yang menentang logika bagaimana Facebook beroperasi, kami percaya bahwa penting untuk bersikap transparan tentang kemungkinan bahwa kami mungkin terpaksa mempertimbangkan kembali untuk mengizinkan berbagi konten berita di Kanada," tulis Dinsdale.

Menteri Warisan Kanada, Pablo Rodriguez, yang memperkenalkan RUU tersebut, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat lalu bahwa pemerintah terus melakukan "percakapan konstruktif" dengan Facebook.

"Yang kami minta agar raksasa teknologi seperti Facebook lakukan adalah menegosiasikan kesepakatan yang adil dengan outlet berita ketika mereka mendapat untung dari pekerjaan mereka," kata Rodriguez dalam sebuah pernyataan email.

Undang-undang ini juga mengusulkan bahwa platform digital yang memiliki "ketidakseimbangan tawar-menawar" dengan bisnis berita, diukur dengan metrik seperti pendapatan global perusahaan, harus membuat kesepakatan yang adil yang kemudian akan dinilai oleh regulator.

Sementara Dinsdale juga mengatakan konten berita sebenarnya tidak menarik bagi pengguna Facebook dan tidak membawa pendapatan yang signifikan bagi perusahaan mereka.

Ketika Australia, yang telah memimpin upaya global untuk mengendalikan kekuatan perusahaan teknologi, mengusulkan undang-undang yang memaksa mereka membayar media lokal untuk konten berita, Google mengancam akan menutup mesin pencari di Australia. Sementara Facebook memotong semua konten pihak ketiga dari akun Australia untuk lebih dari seminggu.

Keduanya akhirnya mencapai kesepakatan dengan perusahaan media Australia setelah serangkaian amandemen undang-undang yang ditawarkan.