Jaksa Agung Texas Gugat Google karena Kumpulkan Data Biometrik Jutaan Orang Tanpa Persetujuan yang Tepat
Jaksa Agung Ken Paxton pimpin gugatan terhadap Google. (foto: twitter @RicardoLewisTV)

Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah negara bagian Texas telah mengajukan gugatan terhadap Google dari Alphabet Inc.,  karena selama ini diduga mengumpulkan data biometrik jutaan orang Texas tanpa mendapatkan persetujuan yang tepat. Hal ini terungkap dari kantor jaksa agung Texas dalam sebuah pernyataan pada Kamis, 20 Oktober.

Keluhan tersebut mengatakan bahwa perusahaan yang beroperasi di Texas telah dilarang selama lebih dari satu dekade untuk mengumpulkan wajah, suara, atau data biometrik orang lain tanpa persetujuan terlebih dahulu.

"Menentang undang-undang itu, Google, setidaknya sejak 2015, mengumpulkan data biometrik dari warga Texas yang tak terhitung jumlahnya dan menggunakan wajah dan suara mereka untuk melayani tujuan komersial Google," kata gugatan itu.

"Memang, di seluruh negara bagian, setiap hari orang Texas telah menjadi sapi perah tanpa disadari yang diperah oleh Google untuk mendapatkan keuntungan," kata jaksa Texas seperti dikutip Reuters.

Google sendiri tidak segera membalas permintaan komentar dari Reuters atas gugatan tersebut.

Menurut gugatan itu, proses pengumpulan data selama ini terjadi melalui produk-produk seperti Google Foto, Google Assistant, dan Nest Hub Max.

Gugatan tersebut adalah salah satu dari beberapa gugatan yang diajukan oleh negara bagian terhadap Google yang menuduh praktik tidak adil terkait privasi. Negara bagian Arizona telah menyelesaikan satu gugatan pada awal Oktober dengan tuntutan 85 juta dolar AS.

Texas, Indiana, Washington State, dan District of Columbia juga menggugat Google pada Januari atas apa yang mereka sebut praktik pelacakan lokasi menipu yang menyerang privasi pengguna.

Jaksa Agung Texas Ken Paxton mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "pengumpulan tanpa pandang bulu" dari data semacam itu "tidak akan ditoleransi."